Hamas Peringatkan Invasi Israel ke Rafah Mampu Membahayakan Perundingan Gencatan Senjata

Senin 12 Feb 2024, 07:25 WIB
Hamas Peringatkan Invasi Israel ke Rafah Mampu Membahayakan Perundingan Gencatan Senjata. (Foto/BBC News)

Hamas Peringatkan Invasi Israel ke Rafah Mampu Membahayakan Perundingan Gencatan Senjata. (Foto/BBC News)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Hamas telah memperingati bahwa invasi Israel ke Rafah akan membahayakan negoisasi gencatan senjata hingga petukaran sandera, selaras dengan pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang menyebut bahwa serangan tidak boleh dilakukan tanpa rencana yang kredibel untuk melindungi warga sipil kota tersebut.

Melansir Al Jazeera, Senin (12/2/2024), Rafah yang berbatasan dengan Mesir merupakan tempat perlindungan terakhir bagi warga Palestina dari serangan Israel di Jalur Gaza dalam empat bulan melawan Hamas.

Kelompok-kelompok bantuan asing, termasuk AS telah menyuarakan keprihatinan atas janji Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu untuk memperluas operasi militer darat ke kota Gaza di bagian paling selatan itu. 

"Setiap serangan oleh tentara pendudukan di kota Rafah akan merusak negosiasi pertukaran," kata seorang pemimpin Hamas kepada kantor berita AFP dengan syarat tidak disebutkan namanya, dikutip pada Senin (12/2/2024),

Pejabat senior AS mengatakan, kesepakatan pembebasan sandera menjadi fokus utama dari pembicaraan telepon antara Biden dan Netanyahu pada Minggu (11/2/2024). Kendati, masih banyak kesenjangan signifikan yang harus diselesaikan.

Sekitar 1,4 juta warga Palestina telah mengungsi ke Rafah dengan menetap di dalam tenda-tenda. Sementara makanan, air, dan obat-obatan semakin langka. 

Netanyahu telah mengatakan kepada penyiar AS ABC News bahwa operasi Rafah akan terus berlanjut hingga Hamas tersingkir, dan menambahkan bahwa Israel akan memberikan jalur yang aman bagi warga sipil yang ingin pergi.

"Anda tahu, daerah-daerah yang telah kami bersihkan di utara Rafah, banyak daerah di sana. Tapi kami sedang menyusun rencana yang lebih rinci," ujar Netanyahu.

Para mediator juga mengadakan pembicaraan baru di Mesir untuk menghentikan pertepuran dan membebaskan sebagiandari 132 sandera yang berada di Gaza, termasuk 29 orang yang diperkirakan telah tewas.

Militer Hamas pada hari Minggu mengatakan dua sandera telah terbunuh dan delapan lainnya terluka parah dalam pengeboman Israel dalam beberapa hari terakhir.

 Di sisi lain, militer Israel mengatakan bahwa pasukannya melakukan serangan yang ditargetkanb di sebelah barat Khan Younis, kota utama Gaza selatan pada Minggu. Sementara, Hamas melaporkan adanya bentrokan kekerasan dan mengatakan bahwa serangan udara juga menghantam Rafah.

Berita Terkait
News Update