SERANG, POSKOTA.CO.ID - Innalillahi ! Hujan disertai petir yang terjadi di perairan Bojonegara, Kabupaten Serang memakan korban. Sebanyak 4 orang nelayan dari orang 7 nelayan yang sedang mencari ikan tewas tersambar petir, Senin (5/2/2024).
Keempat nelayan yang tewas tersambar petir tersebut antara lain Suherman, Sufiyan dan Jaman, ketiganya warga Kampung Memengger, Desa Kertasana, Kecamatan Bojonegara. Sedangkan satu lainnya yaitu Subeli, merupakan warga Kampung Karang Dalan, Desa Karang Kepuh, Kecamatan Bojonegara.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Serang, Sabihis menceritakan bahwa sebelum mengalami musibah, ketujuh nelayan tersebut sekitar pukul 04.00 WIB, berangkat menggunakan satu perahu untuk mencari ikan di perairan Bojonegara.
Saat nelayan pergi melaut, kondisi cuaca tengah turun hujan dengan intensitas sedang disertai petir. Kemudian sekitar pukul 09.00 WIB, pada saat korban menebar jaring, perahu yang ditumpangi tiba tiba tersambar petir.
Sebanyak 4 orang seketika meninggal dunia dan 3 orang selamat. Adapun untuk usianya sudah paruh baya. Setelah mengalami musibah, ketiga nelayan yang selamat akhirnya kembali pulang.
"Setelah tiba di pelabuhan, korban langsung dievakuasi oleh rekan-rekannya yang selamat untuk dibawa pulang dan segera dimakamkan," kata Sabihis.
Sabihis menuturkan, saat kejadian korban bersama rekan rekannya sedang menebar jaring untuk menangkap ikan. Mereka pun sudah sempat mendapat ikan sekitar 10 kilogram.
"Sekarang korban sudah ada di rumah masing- masing," tuturnya.
Sementara Sekretaris Serikan Nelayan Nahdlatul Ulama Provinsi Banten, Frans Santoso menambahkan bahwa para nelayan tersebut sedang melaut di sekitar teluk Banten. Kemudian peristiwa naas menimpa mereka.
"Saya dapat informasi ada nelayan yang tersambar petir, satu perahu ada 7 orang, sebanyak 4 orang tersambar dan tiga orang selamat, korban sudah dievakuasi ke rumah melalui tempat pelelangan Wadas," ujarnya.
Frans menuturkan dengan adanya kejadian tersebut pihaknya mengimbau kepada nelayan untuk hati-hati saat melaut. Apalagi pada kondisi cuaca saat ini sangat buruk dan gelombang juga tinggi.
"Dari bulan Desember kemarin sudah kita imbau, karena gelombang sangat tinggi," ujarnya.
Selain itu, kata Frans, pihaknya juga mengimbau agar nelayan mengikuti program Asuransi Jiwa BPJS Ketenagakerjaan.
"Ternyata korban itu memang tidak ikut asuransi BPJS, padahal kita sudah imbau melalui tokoh masyarakat disana untuk membuat BPJS kesehatan," tuturnya. (haryono)