ADVERTISEMENT

Kopi Pagi Harmoko: Ketahanan Pangan Tak Bisa Ditunda

Kamis, 1 Februari 2024 05:33 WIB

Share
Kopi Pagi Harmoko. Poskota
Kopi Pagi Harmoko. Poskota

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

“Ketahanan pangan bukan sebatas tuntutan. Bukan pula sekadar memenuhi kebutuhan, tetapi menjadi kewajiban negara untuk memenuhinya sehingga terhindar dari ketergantungan impor.”

-Harmoko-

Ketahanan pangan menjadi masalah krusial masa depan bangsa yang harus segera diselesaikan sejak sekarang. Ini bukan saja karena kian bertambahnya konsumsi pangan, utamanya beras, seiring laju pertumbuhan penduduk, di tengah merosotnya produksi beras nasional.

Kian menyempitnya lahan pertanian akibat alih fungsi lahan, semakin berkurangnya jumlah petani, penggarap dan buruh tani akibat penghasilan tidak menjanjikan, menjadi penyebab hasil produksi pangan dalam negeri, cenderung menurun setiap tahun.

Dampaknya, harga pangan naik karena stok terbatas, di tengah permintaan yang
terus melonjak. Maka, impor pangan pun dilakukan setiap tahun.

Era kini, impor pangan kian sulit dilakukan menyusul pembatasan ekspor komoditas pangan bagi negara pengekspor, akibat pengaruh geopolitik dan perubahan iklim.
Negara dimaksud, tentunya, lebih mendahulukan kebutuhan dalam negerinya,
ketimbang mengekspor.

Sederet masalah tersebut hendaknya menjadi penguat kebijakan food security tidak bisa ditunda – tunda lagi. Sekarang harus dieksekusi. Ini memerlukan konsistensi regulasi di bidang pertanian, produksi komoditas pangan nasional, utamanya beras sebagai makanan pokok bangsa kita.

Pemerintahan baru mendatang harus berani mencoret catatan rencana impor pangan, ganti dengan “ketahanan pangan”. Tentu melalui kebijakan yang terukur dengan serangkaian upaya sungguh – sungguh dan terus menerus, bukan hanya di atas kertas, tetapi jauh dari realitas.

Aksi nyata menciptakan ketahanan pangan lebih dibutuhkan, ketimbang euforia dan retorika belaka.

Memang sulit untuk memulai karena akan banyak hambatan, tantangan dan beragam kepentingan di dalamnya. Namun, demi kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya, ketahanan pangan wajib dijalankan. Meski sedikit tetapi berjalan, ketimbang tidak memulai sama sekali, hanya heboh di tataran perumusan kebijakan.

Halaman

ADVERTISEMENT

Editor: Rendra Saputra
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT