Sedangkan moralitas adalah memberi manusia aturan, nilai – nilai tentang baik
dan buruk, perbuatan benar atau salah, berhubungan dengan etiket, adat sopan
santun.
Moralitas memberi panduan bagaimana berucap, bertutur kata dan berbuat yang
baik dan benar, penuh etika, saling menghormati dan menghargai. Melalui moralitas bagaimana menuntut hidup lebih harmoni dari lingkup
terkecil, lingkungan RT/RW hingga nasional sebagai bangsa.
Nilai-nilai moral sejatinya menjadi tanggung jawab bersama untuk dijalankan
karena bersumber dari agama dan budaya bangsa kita.
Lebih-lebih soal integritas dan moralitas, belakangan kerap disinggung oleh
para elite politik. Utamanya soal etika acap menjadi bahan gunjingan dan
kritikan bagi para elite kepada lawan politiknya.
Ini satu sisi fungsi pendidikan dalam membangun membentuk manusia
berkarakter, bangsa yang bermartabat dengan menjunjung tinggi nilai –nilai
integritas dan moralitas.
Ini hendaknya menjadi fokus bagi pemerintahan baru hasil pilpres 2024, siapa
pun presiden yang diberi mandat oleh rakyat.
Ciri- ciri orang yang mulia, bermartabat, memiliki integritas moral yang tinggi
akan terlihat dari perilaku sehari - hari atas ucapan, halus batin dan
perbuatannya, keluhuran budi pekertinya.
Pendidikan budi pekerti dan mental spiritual, yang di dalamnya terdapat etika
dan norma, menjadi sebuah pembelajaran dimulai dari lingkup terkecil, yakni
keluarga, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media
ini.
Agama apa pun mengajarkan kepada kita agar selalu berbuat baik, dalam arti
berlandaskan kepada nilai- nilai moral dan akhlak mulia.
Filosofi Jawa pun mengajarkan ajining dhiri soko lathi lan budi -berharganya diri pribadi seseorang tergantung pada ucapan dan budi pekertinya,
akhlaknya. (Azisoko).