ADVERTISEMENT

Sekitar 50 Orang Tewas dalam Serangan Tembak Mati di Negara Bagian Plateau Nigeria

Jumat, 26 Januari 2024 05:53 WIB

Share
Sekitar 50 Orang Tewas dalam Serangan Tembak Mati di Negara Bagian Plateau Nigeria (Foto: Al Jazeera)
Sekitar 50 Orang Tewas dalam Serangan Tembak Mati di Negara Bagian Plateau Nigeria (Foto: Al Jazeera)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Para penyintas mengatakan, suatu kelompok bersenjata membunuh sekitar 50 penduduk desa selama dua hari di Negara Bagian Plateau, Nigeria Utara-Tengah, Kamis (25/1/2024).

Melansir ABC News, Jumat (26/1/2024), hal itu disampakan oleh para penyintas yang mendorong pemberlakuan jam malam 24 jam dan seruan kepada pihak berwenang untuk mengakhiri kekerasan antara penggembala ternak nomaden dan komunitas petani.

Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tembak mati atau pembunuhan yang terjadi di desa-desa selama dua hari tersebut. Sebelumnya, serangan terjadi pada bulan Desember 2023 yang menewaskan 140 orang.

Asosiasi Masyaraka Mwaghavul Development Association (MDA) mengatakan, orang-orang bersenjata menyerbu desa-desa di distrik Mangu, Plateau pada 22 - 23 Januari 2024. Laporan serangan tersebut tertunda karena sulitnya akses ke daerah tersebut.

Seorang pemimpin masyarakat, Mathias Sohotaden mengatakan, mayat lebih banyak ditemukan pada Kamis (25/1/2024) serta banyak orang yang hilang dan mengalami luka-luka parah.

Kantor Amensty International di Nigeria menyebut bahwa jumlah korban tewas kini  jauh lebih tinggi dari 30 orang yang telah dikonfirmasi sebelumnya.

Gubernur Plateau Caleb Mutfwang dikonfirmasi telah memberlakukan jam malam 24 jam pada hari Selasa sebagai respons atas serangan itu. Namun, kata penduduk setempat, hal itu tidak menghentikan kekerasan.

Sohotden mengatakan bahwa orang-orang bersenjata itu kembali dan menyerang salah satu desa, Kwahaslalek, sehingga jumlah korban tewas di sana menjadi 35 orang.

“Di dalam kota itu sendiri, di situlah mayat-mayat ditemukan, tetapi ada beberapa tempat yang tidak bisa kami masuki saat ini," kata Sohotden, yang berbicara dari rumah sakit setempat di mana lebih dari selusin orang sedang dirawat karena berbagai cedera.

Penduduk setempat menyalahkan serangan tersebut kepada para penggembala dari suku Fulani, yang telah dituduh melakukan pembunuhan massal di wilayah barat laut dan tengah. 

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Rivera Jesica Souisa
Editor: Rivera Jesica Souisa
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT