JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pemilihan umum (Pemilu) Indonesia yang akan diadakan pada tahun 2024 merupakan peristiwa politik yang penting bagi negara ini. Pemilihan tersebut akan menentukan pemimpin baru Indonesia untuk periode 2024-2029.
Dunia usaha di seluruh negeri memperhatikan potensi dampak Pemilu 2024 terhadap prospek bisnis dan investasi di Indonesia. Apakah pemilu tersebut akan berdampak positif, negatif, atau netral?
Gambaran Pemilu Indonesia 2024
Pemilu 2024 akan menjadi pemilu gabungan pertama di Indonesia, yang berarti bahwa pemilu presiden dan pemilihan kepala daerah akan diadakan pada tahun yang sama.
Pemilu akan diadakan pada dua tahap, yaitu:
● Pemilihan umum (Pemilu) pada tanggal 14 Februari 2024, yang mencakup pemilihan presiden dan wakil presiden, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) provinsi dan kabupaten/kota.
● Pemilihan kepala daerah (Pilkada) pada tanggal 27 November 2024, yang mencakup pemilihan gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, wali kota, dan wakil wali kota seluruh Indonesia.
Apa yang Baru di Pemilu Indonesia 2024?
Berbeda dengan pemilu presiden dua periode sebelumnya pada tahun 2014 dan 2019, pemilu presiden Indonesia mendatang akan menghadirkan tiga calon potensial: Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.
Prabowo Subianto yang menjabat Menteri Pertahanan dan Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) saat ini mendapat dukungan utama dari Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Ganjar Pranowo adalah Gubernur Jawa Tengah saat ini, mendapat dukungan utama dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Selain itu, Anies Baswedan, mantan Gubernur Jakarta, didukung oleh Partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Demokrat (Demokrat), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Kandidat resmi akan dikonfirmasi setelah menyelesaikan proses pendaftaran pada 25 November 2023.
Siklus Umum yang Memengaruhi Bisnis Selama Pemilu
Kampanye pemilu di Indonesia seringkali menghadirkan ketidakpastian bagi dunia usaha, yang dapat berdampak pada kemajuan investasi di negara tersebut. Pengamat ekonomi Faisal Basri menilai stagnannya investasi saat pemilu merupakan hal yang wajar.
Siklus ini terlihat pada pemilu-pemilu sebelumnya, seperti pemilu 2009, di mana investasi hanya tumbuh sebesar 3,3% dari 10%. Hal yang sama juga terjadi pada pemilu tahun 2014, di mana investasi tumbuh sebesar 4,6% dari 4,4% pada tahun sebelumnya. Pada pemilu 2019, pertumbuhan investasi turun dari 7% menjadi 4,5%.
Meskipun terdapat potensi tantangan, pemerintah Indonesia optimis investasi tersebut akan terus berlanjut di tahun politik 2024.
Pemilu Indonesia: Sejarah dan Dampak Terhadap Investasi
Indonesia merupakan salah satu negara demokrasi terbesar di dunia yang telah berhasil menyelenggarakan lima pemilihan presiden langsung sejak tahun 2004.
Rekam jejak ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan pemilu yang damai dan adil, serta menjaga stabilitas politik dan sosial. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan investor dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi bisnis.