JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kepolisian Afrika Selatan berhasil menangkap seorang pria yang mengaku sebagai pemicu kebakaran sebuah gedung bangunan yang menewaskan 76 orang pada Agustus tahun lalu di Johannesburg, Afrika Selatan, Selasa (23/1/2024).
Melansir ABC News, Rabu (24/1/2024), seorang pria itu dalam sebuah penyelidikan mengaku bahwa pembakaran sebuah gedung dilakukan untuk menutupi kasus pembunuhan lain yang ia lakukan, yaitu mencekik seseorang di gedung kompleks apartemen atas perintah pengedar narkoba.
Pria berusia 29 tahun yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut mengatakan, dirinya telah membunuh seorang pria di ruang bawah tanah bangunan kumuh saat malam kebakaran dengan memukuli, mencekik, dan menyiramkan bensin ke tubuh pria tersebut dan membakarnya menggunakan korek api.
Aksi keji tersebut membuat kebakaran meluas sehingga menewaskan 76 orang lainnya yang berada di gedung tersebut. Ia bersaksi, dirinya merupakan pengguna narkoba dan diminta oleh pengedar narkoba asal Tanzania yang tinggal di gedung tersbut untuk membunuh seorang pria itu.
Polisi juga mengatakan, pihaknya telah menangkap seorang pria selaku eksekutor pembakaran. Ia juga dihadapu dengan 120 tuduhan percobaan pembunuhan.
Pengakuan tersangka berawal dari penyelidikan yang dihadirnya untuk mencari tahu penyebab kebakaran dan kegagalan keselamatan yang menyebabkan cukup banyak korban luka-luka hingga meninggal dunia.
Panel yang bertanggung jawab atas penyelidikan tersebut memerintahkan agar dia tidak diidentifikasi setelah kesaksiannya. Pengacara yang memimpin interogasi para saksi mengatakan bahwa pengakuannya tidak dapat digunakan untuk melawannya karena ini bukan sidang pidana.
Media Afrika Selatan menyebutnya sebagai "Mr X" ketika melaporkan klaimnya bahwa ia menyebabkan kebakaran yang melanda gedung lima lantai yang bobrok di distrik Marshalltown, menewaskan puluhan orang, termasuk setidaknya 12 anak-anak. Lebih dari 80 orang terluka.
Kebakaran ini menarik perhatian dunia lantaran bangunan tersebut dikenal sebagai bangunan yang dibajak. Gedung bangunan kumuh itu dihuni oleh penghuni liar dan dibiarkan pihak berwenang.
“Ada banyak bangunan seperti itu di pusat kota yang lama, yang menggambarkan kerusakan di beberapa bagian kota terbesar di Afrika Selatan dan salah satu pusat ekonomi terpenting di benua Afrika,” kata seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya.
Hal tersebut juga memicu kemarahan di Afrika Selatan karena pihak berwenang tampaknya tidak berdaya untuk menghentikan pengambilalihan ilegal atas gedung-gedung tersebut.