ADVERTISEMENT

Kapan Harga Kebutuhan Pokok Turun

Rabu, 24 Januari 2024 05:49 WIB

Share
Pasar sayur, Ahmad Tri Hawaari
Pasar sayur, Ahmad Tri Hawaari

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Naiknya harga sejumlah bahan pokok seperti beras, daging ayam, dan telur saat ini membuat ibu rumah tangga semakin kesulitan. Kenaiknya harga bahan pokok tersebut membuat mereka akhirnya harus menekan pengeluaran untuk belanja kebutuhan lain.

Harga bahan pokok yang cukup mahal membuat masyarakat harus memutar otak karena anggaran rumah tangga yang terbatas. Pasalnya disaat semua kebutuhan melambung, nyatanya pemasukan para suami yang bekerja sebagai pegawai kontrak, juga tak mengalami peningkatan atau bahkan mungkin di potong.

Di Jakarta, kenaikan harga beras, telur, hingga daging ayam, telah terjadi sejak beberapa bulan belakangan ini. Angka itu pun tak pernah lagi turun dan bahkan kembali meningkat. Bukan cuma para pembeli, sebagian besar pedagang pun juga pusing karena tingginya harga hingga akhirnya membuat daya beli masyarakat menurun tajam.

Kenaikan harga pokok ini seharusnya bisa dihindari apabila ada kontrol yang baik dari pemerintah dengan menyiapkan berbagai strategi. Selain itu, harus ada subsidi atau bantuan dari dinas terkait untuk mengontrol harga bahan pokok.

Selama ini, memang pemerintah kerap menggelar operasi pasar dan dianggap masih efektif untuk menekan harga di pasar. Namun, ternyata seharusnya pemerintah menyiapkan langkah lain yang jauh lebih penting dengan memperbaiki rantai pasok, sehingga barang yang masyarakat butuhkan tetap tersedia di pasar.

Pemerintah juga diketahui telah mengambil tindakan untuk mengimbangi kenaikan kebutuhan pokok yang selama ini terjadi. Mereka sesekali menyalurkan dana bantuan sosial (bansos) yang baik, guna membantu masyarakat berpendapatan bawah.

Namun, di sisi lain penyaluran bansos oleh Kementerian Sosial masih memiliki masalah dasar di antaranya adalah data penerima bansos atau Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) belum sepenuhnya valid. Selain itu, keberadaan mitra penyaluran bansos tidak merata di sejumlah tempat sehingga pembagian tidak merata ke wilayah terluar, terpencil, dan tertinggal.

Dan karena kenaikan harga bahan pokok ini juga menjadi bukti bahwa Indonesia masih sangat bergantung pada kegiatan impor. Padahal, Indonesia sendiri memiliki julukan negara agraris, yakni sebuah negara yang kaya akan SDM petani.

Sungguh disayangkan apabila SDM-SDM tersebut tidak dimanfaatkan dengan layak dan memilih untuk berbelanja dengan negara lain. Dengan demikian, sebaiknya Indonesia berfokus untuk menggunakan petani lokal dahulu untuk mengurangi kegiatan impor.

Kenaikan harga kebutuhan pokok itu pun akhirnya memunculkan Inflasi yang terjadi sering kali tidak terhindari. Namun, untuk dapat meminimalisirnya, maka diperlukan kerja sama yang kompak antara pemerintah dan masyarakat. (*)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT