JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Enam Biarawati Katolik Roma ditodong senjata dan diculik dalam serangan geng di Port-au-Prince, Haiti, Jumat (19/1/2024).
Melansir The Messenger News, Sabtu (20/1/2024), para biarawati diculik beserta supir bus dan seorang wanita sekitar di dalam sebuah bus sekitar pukul 07.00 pagi waktu setempat.
Daerah penculikan itu dikuasai oleh geng Grande Ravine de Village de Dieu. Namun, belum diketahui jelas gerombolan geng apa yang telah menculik para korban tersebut.
Presiden Konferensi Reliigius Haiti, Morachel Bonhomme mengajak masyarakat sekaligus jajaran pemerintah untuk sama-sama berdoa agar korban penculikan selamat.
Ia juga berharap supaya para biarawati gereja Santa Anne dapat menemukan jalan keluar dari situasi yang mengerikan tersebut.
"Terlalu banyak penculikan ini membuat orang-orang yang membaktikan diri di Haiti merasa sedih dan takut," kata Bonhomme, dikutip pada Jumat (20/1/2024).
"Semoga solidaritas umat bakti Haiti dan dunia membantu mereka mengatasi cobaan berat ini," sambung dia.
Penculikan ini terjadi ketika serangan dari geng bersenjata sedang menghantui kota tersebut dan mengkhawatirkan para warga akan menyebarnya kekerasan.
Hal ini juga terjadi setelah serangan pada hari Kamis di lingkungan Solino yang biasanya aman. Para penduduk melarikan diri setelah rentetan tembakan dan kepulan asap hitam.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), gerombolan geng bersenjata menguasai sekitar 80 persen wilayah Port-au-Prince. Mereka dicurigai telah membunuh sekitar 4.000 orang dan menculik 3.000 orang lainnya pada tahun lalu sehingga pihak kepolisian kewalahan.
Seorang pedagang kaki lima, Lita Saintil (52), melarikan diri dari Solino bersama keponakannya yang masih remaja setelah terjebak di dalam rumah selama berjam-jam oleh tembakan yang tak berhenti.