“Tumben Bro, pergi begitu saja, biasanya tak lupa salaman sebelum kita berpisah,” sindir Heri kepada sohibnya, Mas Bro dan Yudi, usai maksi bersama di warteg langganan.
“Oh maaf, karena lagi buru – buru, sampai lupa salaman, “ jawab Mas Bro.
“Memang kalian berdua mau kemana?” tanya Heri lagi.
“Ada deh..mau tahu aja,” ujar Yudi.
“Iya salim dulu dong dengan sohib, biar selamat dalam perjalanan dan lancar urusannya,” kata Heri mengingatkan.
“Oke, kita salaman. Kami pergi dulu ya..” ujar Mas Bro.
“Oke, hati – hati di jalan. Kalau sukses jangan lupa bagi – bagi,” kata Heri melepas kedua sohibnya pergi.
“Kalian bertiga memang kompak ya,” celetuk Ayu Bahari, pemilik warteg.
“Ya begitulah. Meski kami bertiga bukan satu kantor, tetapi saling peduli. Kami kompak juga karena sering makan siang bersama di warteg ini. Bisa saling curhat, dan sharing apa saja,” kata Heri.
“Iya. Saya melihat kalian bertiga bukan hanya sebagai teman, tetapi sudah seperti keluarga,” kata Ayu.
“Kita sesama manusia harus saling peduli, saling bantu. Manusia tidak bisa hidup sendirian. Punya duit banyak juga perlu teman, apalagi duit cekak,” kata Heri.