ADVERTISEMENT

Jalan Lentera Limbah Jakarta, Cacah Sampah Ciliwung

Senin, 8 Januari 2024 20:34 WIB

Share
Limbah Jakarta, Ahmad Tri Hawaari
Limbah Jakarta, Ahmad Tri Hawaari
Limbah Jakarta, Ahmad Tri Hawaari
Limbah Jakarta, Ahmad Tri Hawaari
Limbah Jakarta, Ahmad Tri Hawaari
Limbah Jakarta, Ahmad Tri Hawaari
Limbah Jakarta, Ahmad Tri Hawaari
Limbah Jakarta, Ahmad Tri Hawaari
Limbah Jakarta, Ahmad Tri Hawaari

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

"Setiap hari ada aja sampah yang aneh dan lucu pas kita pilah pilih, kadang nemu kondom (alat kontrasepsi), mainan anak-anak, korek api dan botol kemasan" ucap Setia Kurniawan (39) salah satu petugas UPS Badan Air Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta.

Menurut laporan The Atlas of Sustainable Development Goals 2023 dari Bank Dunia, Indonesia memproduksi sekitar 65,2 juta ton sampah, angka itu menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil sampah terbesar ke-5 di skala global salah satunya DKI Jakarta menjadi 10 provinsi di Indonesia sebagai Kota penghasil sampah terbesar dengan total sebanyak 3,11 juta ton sampah bahkan berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), DKI Jakarta menghasilkan 11,25 juta ton timbulan sampah selama periode 2019-2022.

Memanfaatkan lahan seluas 7.048 meter persegi di samping aliran Sungai Ciliwung segmen TB Simatupang, Pemprov DKI Jakarta sejak November 2023 mengoperasikan saringan sampah dengan anggaran senilai Rp195 miliar sebagai salah satu solusi nyata untuk menangani masalah sampah yang terus terjadi di ibukota Jakarta.

"Saringan sampah tersebut mampu mencegat 230 meter kubik sampah dari aliran Sungai Ciliwung atau setara 15-30 ton per harinya yang berhasil tersaring terdiri dari kayu, karet, plastik, tekstil, kaca hingga logam yang selanjutnya dipilah, kemudian diolah menjadi bahan baku kompos serta Refuse Derived Fuel (RDF)" ujar Adhitya Oktabery (33) Koordinator Lapangan sambil mengawasi pekerja saat memilah sampah.

"Bahkan di musim penghujan sampah yang dihasilkan bisa mencapai 30 sampai 210 ton setiap harinya akibat sampah di DKI Jakarta tidak hanya bersumber dari warga Jakarta saja, tapi ada pula sampah mulai dari hulu hingga hilir di aliran sungai Ciliwung" lanjutnya.

Proyek saringan sampah di Sungai Ciliwung Segmen TB Simatupang tersebut dibangun dengan dua ponton terapung dan satu bangunan segmen untuk penanganan berlapis yakni penyaringan dan pencacahan sampah. Sistem kerja ponton terapung berfungsi untuk mengarahkan sampah ke segmen sungai.

Sistem saringan dilakukan secara berlapis dan berkala sehingga pengambilan sampah dari Sungai Ciliwung dapat dilakukan secara bertahap dari saringan kasar sampai ke saringan yang lebih halus. Sementara itu sistem pencacahan terbagi menjadi dua tahap. Pencacahan tahap pertama berfungsi untuk mencacah sampah berukuran besar seperti kayu, bambu, kasur, bekas bangunan, dan lain-lain menjadi ukuran 10-20 cm. Pada tahap pencacahan kedua, sampah yang telah melalui pencacahan pertama dicacah kembali menjadi ukuran 3-5 cm. Sampah yang telah melalui pencacahan kedua akan menghasilkan 43 persen kompos dan 53 persen Refuse Derived Fuel (RDF) serta sisanya berupa residu.

Pemprov DKI Jakarta berencana meresmikan saringan sampah Jl TB Simatupang pada Januari 2024. Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono bakal meresmikan infrastruktur tersebut.

Dengan fasilitas saringan sampah tersebut, tumpukan sampah yang biasanya tersendat pada beberapa pintu air salah satunya di Manggarai dan Kampung Melayu dapat terurai sehingga mengurangi potensi penyebab banjir. Karena selama ini tumpukan sampah di pintu air menyebabkan air sungai meluap sehingga membanjiri kawasan sekitarnya. Jadi selain mengatasi penumpukan sampah, fasilitas itu juga bisa mengolah sampah menjadi produk yang bisa bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. 


Teks dan foto : Ahmad Tri Hawaari

ADVERTISEMENT

Reporter: Ahmad Tri Hawaari
Editor: Fernando Toga
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT