ADVERTISEMENT

Bautista Lebih Menikmati WSBK Dibandingkan MotoGP, Ini Alasannya

Minggu, 7 Januari 2024 11:41 WIB

Share
Pembalap MotoGP Bautista Foto: Twitter/WorldSBK)
Pembalap MotoGP Bautista Foto: Twitter/WorldSBK)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Dikutip dari laman motorsport.com. Setelah start sebagai pembalap tamu di MotoGP, juara dunia World Superbike, Alvaro Bautista, dapat membandingkan motor dengan baik. Ia pun lebih menikmati kompetisi WSBK.

Hampir dua bulan yang lalu, kampiun WSBK dua kali tersebut diberi kesempatan oleh Ducati untuk berkompetisi dengan wild card pada akhir pekan MotoGP di Sepang (Malaysia). Sayangnya, rider Spanyol tak bisa mengeluarkan performa terbaiknya karena problem fisik.

Pada musim 2018, Bautista adalah pembalap reguler di MotoGP untuk terakhir kalinya. Setelah kepindahannya ke Kejuaraan Dunia Superbike, ada beberapa perkembangan di MotoGP yang harus dibiasakan oleh pembalap Ducati itu. 

 

 

 



"Dibandingkan dengan balapan terakhir saya, kali ini saya lebih jauh ke belakang. Saat itu jumlah pembalap di depan saya lebih sedikit," canda Bautista, yang berada di posisi buncit saat start MotoGP.

Di babak kualifikasi, Bautista berada di posisi kedua dari belakang. Pembalap Ducati ini menyelesaikan Sprint Race 36,5 detik di belakang pemimpin lomba, pada peringkat ke-22. Dalam balapan panjang, ia melewati garis finis di posisi ke-17 dan berada di urutan kedua dari belakang.

Pengaruh Pembalap Semakin Berkurang

Berkat teknologi baru, motor MotoGP membutuhkan gaya berkendara yang spesifik. Bautista menyadari bahwa sebagai pembalap, Anda tidak bisa lagi memberikan pengaruh sebesar lima tahun lalu. Sekarang ini, Anda hanya perlu mengendarai motor dengan sempurna sesuai dengan tuntutan teknologi untuk menjadi cepat.

"Sebelumnya, sebagai pembalap Anda memiliki lebih banyak pilihan untuk mengendalikan motor. Sekarang, lebih sulit karena aerodinamika. Motor lebih rumit dalam hal pergerakan," kata Bautista.

Menurut pembalap tamu MotoGP ini, sangat sulit untuk mengendarai motor di udara yang bergejolak di bagian belakang lintasan.

 

 

 



"Anda akan tersesat jika tak bisa memanfaatkan aerodinamika dengan baik. Itu sangat sulit. Pembalap dulu bisa mengendalikan situasi dengan lebih baik. Saya dulu lebih menyukainya," ujar Bautista setelah akhir pekan MotoGP.

Tidak mengherankan jika rider Aruba.it tersebut kini lebih menikmati Ducati Panigale V4R miliknya dibandingkan dengan motor prototipe yang dikembangkan untuk balapan.

"Saya lebih menikmati superbike saat ini karena saya lebih mengenalnya. Saya juga lebih akrab dengan bannya," ia mengungkapkan.

Tidak selalu seperti itu. "Saat saya mengumumkan kepindahan dari MotoGP ke Kejuaraan Dunia Superbike, saya sangat menikmati balapan MotoGP," kenang Bautista tentang bagian akhir musim MotoGP 2018, di mana ia untuk sementara waktu berada di tim pabrikan Ducati dan naik podium di Australia.

Dari sudut pandang pembalap, mana yang lebih baik? "Sulit untuk menentukan satu seri. Anda harus menyesuaikan gaya berkendara Anda dengan kelas masing-masing," kata Bautista.

"Kedua seri ini sangat berbeda dan membutuhkan gaya berkendara yang berbeda. Tidak hanya motornya yang berbeda, bannya juga sangat berbeda. Saat ini, saya memiliki perasaan yang lebih baik untuk superbike."

Yang terpenting, pembalapa 39 tahun itu kini telah menguasai pengendalian ban Pirelli dengan sempurna.

"Di Kejuaraan Dunia Superbike, Anda bisa mengendalikan motor dengan bagian belakang. Ban meluncur, tetapi memiliki traksi yang baik," jelasnya.

"Jika ban belakang kehilangan traksi di MotoGP, ia tidak bisa membangunnya kembali. Jadi Anda harus sangat berhati-hati dengan ban belakang. Penyaluran tenaga juga sangat berbeda. Motor MotoGP memiliki lebih banyak tenaga dari bagian bawah. Anda hanya harus lebih berhati-hati dengan gas."
 

 

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Herdyan Anugrah Triguna
Editor: Herdyan Anugrah Triguna
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT