JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pesawat-pesawat tempur dan tank-tank Israel meningkatkan serangan di Gaza Selatan setelah Israel mengumumkan rencana untuk menarik mundur sejumlah tentara, Senin (1/1/2024) malam.
Melansir Reuters, Selasa (2/1/2024), menurut Amerika Serikat (AS) pengurangan pasukan ini sebagai langkah bertahap ke operasi dengan intensitas yang lebih rendah di bagian utara Gaza.
Israel mengatakan, sebagian besar wilayah Gaza telah menjadi puing-puing, menewaskan ribuan orang dan menjerumuskan 2,3 juta penduduknya ke dalam bencana kemanusiaan, yang mungkin masih berlangsung selama berbulan-bulan.
Namun, Israel mengisyarakan fase baru dalam serangannya. Seorang pejabat Israel mengatakan, militer Israel akan menarik mundur pasukannya di Gaza bulan ini dan beralih ke fase operasi pembersihan.
Pengurangan pasukan akan memungkinkan beberapa tentara cadangan untuk kembali ke kehidupan sipil, menopang ekonomi Israel yang hancur akibat perang, dan membebaskan unit-unit jika terjadi konflik yang lebih luas di bagian utara dengan Hizbullah yang didukung oleh Iran di Lebanon.
Isyarat penurunan tempo di Gaza utara muncul ketika Angkatan Laut AS mengumumkan bahwa kapal induk Gerald R. Ford kembali ke pelabuhan asalnya di Virginia setelah sebelumnya dikerahkan ke Mediterania Timur menyusul pecahnya permusuhan.
Secara bersamaan, kapal perang Alborz milik Iran memasuki Laut Merah pada saat ketegangan yang melonjak di rute pengiriman utama dengan serangan oleh Houthi yang didukung Iran di Yaman, yang mendukung Hamas.
Tembakan artileri antara Hizbullah dan Israel telah mengguncang perbatasan sejak dimulainya konflik Gaza, dan militer Israel mengatakan bahwa mereka telah melakukan serangan udara pada hari Senin.
Seorang pejabat Israel mengatakan bahwa situasi di perbatasan Lebanon tidak akan dibiarkan berlanjut. Periode enam bulan mendatang adalah saat yang kritis.
Setiap eskalasi baru membawa risiko yang lebih besar akan terjadinya perang regional yang lebih luas. Pasukan AS telah diserang oleh kelompok-kelompok militan yang didukung Iran di Suriah, Irak, dan Lebanon.