Tidak seperti biasanya, sambil memasuki warteg untuk maksi bersama sohibnya, Heri bersenandung “Kasih ibu sepanjang masa.. Bagai sang surya menyinari dunia...”
Mendengar ulah Heri, kedua sohibnya mas Bro dan Yudi saling pandang, tak terkecuali Ayu Bahari, pedagang warteg langganan, ikut senyam- senyum.
“Sepertinya ada yang lagi bahagia hari ini,” sindir Yudi.
“Kalian lupa ya, hari ini 22 Desember sebagai Hari Ibu. Yang saya nyanyikan tadi bagian dari memperingati Hari Ibu, judul lagunya Kasih Ibu, ”jawab Heri.
“Oh ya, Selamat Hari Ibu, semoga selalu menjadi ibu yang terbaik bagi anak – anaknya, ” kata mas Bro kepada Ayu Bahari yang dijawab “Terima kasih atas ucapan dan doanya. Aamiin.”
“Kalau gitu mari kita nyanyikan lagu Kasih Ibu,” ujar Yudi.
“Wah liriknya nggak hafal,” kata Heri.
“Kuno, buka HP,” ujar Yudi.
Ayo kita mulai tiga, dua, satu...”Kasih ibu kepada beta. Tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi, tak harap kembali. Bagai sang surya menyinari dunia.”
“Horeee... kalian asyik dan kompak. Kalau begitu hari ini maksi gratis,” kata Ayu Bahari.
“Wah.. mestinya bapak – bapak yang kasih surprise, bukan ibu yang kasih hadiah,” ujar Heri.