Termasuk literasi dan pemanfaatan teknologi digital, seperti media sosial dengan pengguna terbesar.
"Literasi melalui medium digital merupakan kunci utama dan bisa kita manfaatkan untuk mengedukasi masyarakat," urai Marcella.
Lanjut Marcella, untuk menyampaikan pesan, advokasi, sosialisasi, literasi bisa dilakukan melalui medium digital.
Namun begitu ada sarana lain berupa film yang ketika pesan disampaikan bisa lintas benua.
Intinya, Marcella mendorong semua pihak, melalui sarana media yang ada, untuk mendukung kehidupan masyarakat pedesaan dalam hal tingkat pendidikan dan sosial, sehingga mereka menjadi sejahtera.
"Film bisa berbicara untuk kedua hal itu. Termasuk televisi bisa dioptimalisasi," tutur Marcella yang juga menyebutkan data bahwa sepanjang tahun 2023 insan perfilman telah memproduksi 15 judul film, dengan penonton mencapai 17 juta orang.
Optimalisasi pemanfaatan televisi sebagai media advokasi dan KIE, menurut Marcella, juga perlu dipertimbangkan BKKBN.
Sebab jumlah penonton televisi di Indonesia mencapai 54,7 juta.
"Kita harus bisa optimalisasi kanal-kanal ini," terangnya.
Deputi Advokasi, Penggerakkan, Informasi BKKBN, Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd dalam penjelasannya menilai televisi memiliki peran penting dalam membangun kesadaran dan mengubah pola pikir masyarakat sehingga bisa lebih paham terhadap berbagai persoalan terkait stunting. (mia)