JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Perusahaan telekomunikasi Palestina Paltel mengumumkan bahwa layanan telekomunikasi dan internet terputus seiring meningkatnya serangan Israel di Jalur Gaza, Senin (4/12/2023).
"Kami menyesal mengumumkan penghentian total layanan komunikasi dan Internet dengan Jalur Gaza, karena jalur utama yang sebelumnya telah terhubung kembali terputus lagi," kata Paltel dalam sebuah pernyataan.
Dilansir Al Jazeera, pengawas keamanan siber NetBlocks mengkonfimasi, pemadaman internet yang hampir menyeluruh sangat memungkinkan sebagian besar penduduk kehilangan komunikasi total.
Tentu terputusnya layanan komunikasi dan internet tersebut membuat sebagian besar penduduk kesulitan untuk menemukan zona evakuasi yang aman sebagaimana diinstruksikan oleh Israel.
Militer Israel memperluas seranganya di Jalur Gaza dan memerintahkan warga sipil untuk meninggalkan beberapa kota utama Gaza Selatan, Khan Younis.
Militer Israel juga mengunggah sebuah peta di platform media sosial X dengan sekitar seperempat wilayah Khan Younis ditandai sebagai wilayah yang harus dievakuasi segera. Tanda panah mengarah ke selatan dan barat menuju pantai Mediterania dan ke arah Rafah, sebuah kota besar di dekat perbatasan Mesir.
Direktur Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Thomas White mengatakan, tidak ada tempat yang aman bagi warga yang ingin melarikan diri dari pemboman.
"Orang-orang memohon saran di mana mereka dapat menemukan tempat yang aman. Kami tidak bisa memberi tahu mereka," ujarnya kepada X.
Jurnalis Al Jazeera, Tareq Abu Azzoum melaporkan bahwa pengeboman dan penembakan artileri tidak berhenti di sekitar Rumah Sakit Nasser, Khan Younis.
"Kami belum pernah mendengar pemboman seperti itu di sekitar rumah sakit sebelumnya," kata Abu Azzoum.
"Bagian selatan Jalur Gaza juga berada di bawah serangan udara tanpa henti. Faktanya adalah tidak ada tempat yang aman di dalam Jalur Gaza," sambungnya.
Sekertaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengimbau Israel untuk menghindari tindakan lebih lanjur agar tidak memperburuk situasi kemanusiaan sebagaimana yang telah terjadi di Gaza Utara bulan lalu.
PBB juga mengungkapkan, perlunya aliran bantuan kemanusian tanpa hambatan dan berkelanjutan untuk kebutuhan masyarakat di seluruh Jalur Gaza.
"Bagi orang-orang yang diperintahkan untuk mengungsi, tidak ada tempat yang aman untuk pergi dan hanya sedikit yang bisa bertahan hidup," ujar Juru Bicara PBB, Stephan Dujarric pada Senin.
Selain itu, sekutu Israel yakni Amerika Serikat (AS) telah mengingatkan kembali agar Israel melakukan lebih banyak hal untuk melindungi warga sipil. AS juga mengatakan, pihaknya meminta Israel mengizinkan lebih banyak bahan bakar masuk ke Jalur Gaza.