Kopi Pagi Harmoko: Relawan

Senin 04 Des 2023, 06:08 WIB

“Dengan menjadi relawan berarti melatih kepekaan social.Dengan menjadi relawan, akan lebih cepat tanggap untuk mengetahui permasalahan yang ada di lingkungan sekitar dan membuatnya menjadi lebih baik.”
-Harmoko-

Kita kenal istilah relawan kemanusian, relawan sosial, relawan hak asasi, relawan demokrasi dan relawan bencana. Kini, jelang pemilu 2024, sedang berkembang istilah relawan politik.

Jika ditelusuri, istilah relawan politik mulai merebak sejak pemilu, pilpres 2014. 

Saat itu, sejumlah nama relawan bermunculan untuk mendukung paslon capres nomor urut 1 dan 2. Seperti diketahui pada pilpres tahun 2014 dan 2019, hanya tampil dua paslon nomor urut 1 dan 2.

Ditengarai, kehadiran relawan lebih efektif karena bisa menyasar semua lapisan masyarakat tanpa sekat. Sebagaimana layaknya relawan bergerak tanpa membawa embel - embel partai politik, karena mereka bukanlah kader parpol, tetapi warga masyarakat dari berbagai kalangan.

Disebut relawan karena bergerak, bergabung dengan komunitas relawan tertentu atas dasar kesadaran, kemauan dan keinginan diri sendiri, bukan karena indoktrinasi. Bukan pula paksaan seseorang atau sekelompok orang.

Relawan politik semakin mendapatkan eksistensinya dengan kemenangan Jokowi dalam dua kali pilpes berturut - turut, yakni  tahun 2014 dan 2019.

Akankah kontribusi relawan politik akan akan kembali teruji di pilpres tahun 2024? Jawabnya akan beragam. Mengingat relawan yang dulu mengerucut kepada satu dukungan kini ditengarai mulai menyebar. Di sisi lain muncul sejumlah relawan yang mendukung paslonnya masing - masing,

Apakah paslon yang banyak memiliki dukungan relawan dapat memenangkan kontestasi? Jawabnya masih perlu dikaji lagi, setelah hasil pilres 2024.

Itulah relawan politik, meski bersifat sukarela, tetapi mengarah kepada pemenangan salah satu calon presiden..

Apa pun tujuannya, peran relawan dibutuhkan pada segala sektor kehidupan, lebih - lebih dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Kepedulian sosial sangat dibutuhkan dalam mengatasi berbagai masalah sosial ekonomi, baik di skala lokal, nasional maupun dunia.

Relawan sudah teruji ikut berkontribusi dalam menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat. Pada musibah bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, gunung meletus, banjir dan longsor, relawan hadir membantu para korban hingga pemulihan pasca bencana.

Peduli aksi nyata tanpa paksa membantu sesama tanpa pamrih, ranpa tujuan lain, itulah sifat relawan sejati.

Dunia pun mengakuinya, hingga Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menetapkan Hari Sukarelawan Internasional atau disebut "International Volunteer Day" yang diperingati setiap tanggal 5 Desember setiap tahunnya.

Tema Hari Sukarelawan Internasional 2023 adalah "the power of collective action: if everyone did" yang artinya "kekuatan aksi kolektif: jika semua orang melakukannya".

Kesukarelaan adalah sumber daya terbarukan yang sangat besar untuk penyelesaian masalah sosial, ekonomi dan lingkungan di seluruh dunia. Saat dunia menghadapi tantangan yang semakin besar, relawan sering kali menjadi pihak pertama yang memberikan bantuan.

Tidak perlu jauh - jauh, saat pandemi Covid-19, tak terhitung sukarelawan tampil di depan menangani pasien Covid, dengan segala risiko yang dihadapi, termasuk keselamatan dirinya sendiri. 

Sejatinya relawan tidak terbatas bagi mereka yang menolong di daerah bencana, konflik, atau krisis saja. Siapapun yang terlibat dalam kegiatan membantu orang lain dengan menyumbangkan pikiran, waktu, uang dan tenaga untuk membuat lingkungan yang lebih positif adalah seorang relawan.

Dengan catatan, semuanya dilakukan secara "suka" dan "rela" tanpa berharap imbalan. Konsep ini lebih dikenal dengan penyebutan altruisme atau biasa dissebut "ikhlas " dan "rela".

Di era kini, di tahun politik ini, jelang pemilu 2024, kian dibutuhkan banyak relawan untuk terus membangun silaturahmi. Melalui aktivitas kepedulian semakin merekatkan persatuan dan kesatuan. 

Mengedukasi warga sekitar untuk menolak politik uang, bukan mengedukasi dengan mengarahkan dukungan. 

Membangun guyub rukun, meski beda dukungan dan pilihan, bukan malah ikut menyebar fitnah dan mengumbar kebencian demi kemenangan.

Dengan menjadi relawan berarti melatih kepekaan sosial, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom "Kopi Pagi" di media ini.

Dengan menjadi relawan, akan lebih cepat tanggap untuk mengetahui permasalahan yang ada di lingkungan dan membuatnya menjadi lebih baik.

Sejarah budaya bangsa menyebutkan bahwa kegiatan yang bersifat sukarela sudah dilakukan oleh masyarakat kita sejak dulu kala. Gotong royong contohnya, yang sudah menjadi salah satu jati diri bangsa Indonesia.

Yuk! Menjadi relawan untuk menguatkan sendi - sendi persatuan di atas beda dukungan dan pilihan. (Azisoko)


 

Berita Terkait

Kopi pagi: Kebijakan 5 Pro (4)

Kamis 18 Jan 2024, 06:00 WIB
undefined

News Update