WHO Konfirmasi Kasus Pertama Penularan Cacar Monyet melalui Hubungan Seksual Terjadi di Kongo, Belum Ada Vaksin hingga Sekarang

Sabtu 25 Nov 2023, 10:16 WIB
WHO Konfirmasi Kasus Pertama Penularan Cacar Monyet melalui Hubungan Seksual Terjadi di Kongo, Belum Ada Vaksin hingga Sekarang. (Foo/Intenet/TST)

WHO Konfirmasi Kasus Pertama Penularan Cacar Monyet melalui Hubungan Seksual Terjadi di Kongo, Belum Ada Vaksin hingga Sekarang. (Foo/Intenet/TST)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - World Health Organization (WHO) mengonfirmasi bahwa terjadi penularan cacar monyet melalui hubungan seksual untuk pertama kalinya di Republik Demokratik Kongo.

Melansir Aljazeera, Badan Kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengklaim penularan cacar monyet melalui hubungan seksual itu terdeteksi dari seorang pria asal Belgia yang tidak disebutkan namanya.

Pria itu melakukan perjalanan ke Kongo pada Maret 2023 dan berdasarkan hasil tes kesehatannya, ternyata ia positif mengidap cacar monyet usai melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis.

Hal itu disampaikan Badan Kesehatan PBB dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Kamis, (23/11/2023) malam waktu setempat.

"Ini adalah bukti definitif pertama penularan cacar monyet melalui hubungan seksual di Afrika," ujar ahli virus Nigeria sekaligus perwakilan WHO, Oyewale Tomori, dilansir dari Aljazeera, Sabtu (25/11/2023).

WHO juga menyatakan, wabah cacar monyet yang terjadi di Kongo pada tahun ini menginfeksi lebih dari 12.500 orang dan menewaskan 580 orang. Angka ini dua kali lipat lebih besar dibanding pada 2020 lalu.

Karena itu, para ilmuan di Afrika menilai cacar monyet sangat mengkhawatiskan dan berpotensi mempersulit upaya untuk menghentikan penyakit ini.

"Apa yang terjadi di Kongo mungkin juga terjadi di bagian lain Afrika," kata Tomori.

"Penularan cacar monyet secara seksual mungkin terjadi di sini, tetapi komunitas (gay) menyembunyikannya karena undang-undang (anti-LGBTQ+) yang kejam di beberapa negara," lanjutnya.

Kemudian, Tomori menjelaskan bahwa virus cacar monyet menyebabkan demam, menggigil, ruam, dan lesi pada wajah atau alat kelamin.

Selain itu,Tomori menyayangkan tidak adanya usulan vaksinasi untuk cacar monyet di Afrika meski sudah ditemukan ribuan kasus pada warganya. Berbeda dengan Eropa dan Amerika Utara yang langsung melakukan imunisasi massal untuk mencegah penularan cacar monyet. 

Berita Terkait
News Update