Sepakat Lakukan Gencatan Senjata dengan Hamas, Israel: Tidak Ada Pembebasan Sandera Sebelum Hari Jumat

Kamis 23 Nov 2023, 09:02 WIB
Sepakat Lakukan Gencatan Senjata dengan Hamas, Israel: Tidak Ada Pembebasan Sandera Sebelum Hari Jumat. (Ist/tangkap layar)

Sepakat Lakukan Gencatan Senjata dengan Hamas, Israel: Tidak Ada Pembebasan Sandera Sebelum Hari Jumat. (Ist/tangkap layar)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Penasihat Keamanan Nasional Israel, Tzachi Hanegbi menyatakan bahwa pembebasan sandera dalam masa gencatan senjata sementara antara Israel dan kelompok militan Hamas tidak akan dilaksanakan sebelum Jumat, (24/11/2023).

"Awal pembebasan akan dilakukan sesuai dengan kesepakatan awal antara kedua belah pihak, dan tidak sebelum hari Jumat," kata Hanegbi dilansir dari Reuters, Kamis (23/11/2023).

Kendati, Hanegbi mengatakan, negoisasi mengenai pembebasan sandera masih terus berlanjut dan mengalami kemajuan.

Sebelumnya, diberitakan bahwa Israel dan Hamas sepakat melakukan gencatan senjata pada Rabu (22/11/2023) dan melakukan pembebasan sandera keesokannya lantaran perjanjian mengalami penundaan 24 jam karena Hamas dan Qatar selaku mediator belum menandatangani perjanjaian. 

Lembaga Penyiaran Publik Israel, Kan, mengklarifikasi informasi yang beredar untuk memberi kepastian kepada keluarga sandera. Ia mengatakan, tidak ada pembebasan sebelum Jumat.

"Tidak ada yang mengatakan akan ada rilis besok kecuali media. Kami harus menjelaskan bahwa tidak ada pembebasan yang direncanakan sebelum hari Jumat, karena ketidakpastian yang dihadapi oleh keluarga para sandera," kata Kan. 

Di sisi lain, Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu menyebut bahwa Palang Merah tetap dapat mengunjungi para sandera untuk memenuhi kebutuhan medis.

Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby juga berharap Gaza akan menerima bantuan dengan jumlah besar dalam beberapa hari ke depan.

Selain itu, Hamas menjelaskan bahwa sekiranya 50 sandera pertama di Gaza akan dibebaskan dengan imbalan 150 wanita dan anak-anak Palestina yang dipenjara di Israel selama gencatan senjata sementara berlangsung. 

"Ratusan truk berisi pasokan kemanusiaan, medis, dan bahan bakar akan masuk ke Gaza, sementara Israel akan menghentikan semua serangan udara di atas Gaza selatan dan mempertahankan larangan terbang selama enam jam setiap hari di siang hari di wilayah utara," ujar pihak Hamas.

Perjanjian gencatan senjata ini baru pertama kali dilakukan setelah hampir tujuh minggu lamanya. Tentu ini dinilai mampu meringankan penderitaan warga sipil di Gaza secara perlahan.

Berita Terkait
News Update