Baik Ganjar dan Anies, dalam situasi sekarang ini bisa saling mengambil keuntungan. Kubu Ganjar bisa mengambil dukungan suara dari kubu Anies bila salah satu di antara mereka maju ke putaran ke-2 Pilpres melawan Prabowo-Gibran, begitu juga sebaliknya.
Tetapi, jika yang maju di putaran ke-2 adalah Ganjar melawan Anies, mereka juga berpotensi untuk mencari dukungan dari suara pendukung Prabowo-Gibran.
Simulasinya, jika Pilpres berlangsung dua putaran dengan menghadapkan kubu Ganjar-Mahfud melawan Prabowo-Gibran, ada potensi suara dari kubu Anies akan lari ke Ganjar-Mahfud.
Komunikasi dan interaksi yang dibangun oleh Ganjar dan Anies belakangan ini sangat baik untuk mencairkan hubungan pendukung mereka dalam melawan telunjuk Jokowi yang tersirat mengarah ke Prabowo-Gibran.
Bersatunya pendukung Ganjar dan Anies sangat mungkin terjadi jika sentimen negatif kepada Jokowi-Prabowo-Gibran terus menggelinding sampai Pilpres selesai. Narasi bahwa Ganjar dan Anies sebagai korban dari politik dinasti lewat jargon maju anaknya, maju menantuya, dan maju iparnya akan menguatkan suasana kebatinan pendukung mereka.