ADVERTISEMENT

Ribuan Warga DKI Terkena Penyakit Stroke, Yastroki Ingatkan Bahaya Penyakit Ini

Minggu, 29 Oktober 2023 22:18 WIB

Share
Ketua Umum Yastroki Mayor Jenderal (Purn) Dr Tugas Ratmono (kiri) tengah dan Anggota Dewan Pembina Yastroki Prof. Teguh Ranakusuma (kanan).aldi)
Ketua Umum Yastroki Mayor Jenderal (Purn) Dr Tugas Ratmono (kiri) tengah dan Anggota Dewan Pembina Yastroki Prof. Teguh Ranakusuma (kanan).aldi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID –   Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) mengingatkan, bahaya tentang penyakit stroke bagi keselamatan jiwa. Selain berdampak pada kematian, penyakit tersebut juga bisa menurunkan taraf hidup seseorang hingga menimbulkan beban psikologi bagi penyandangnya.

Ketua Umum Yastroki Mayor Jenderal (Purn) Dr Tugas Ratmono mengatakan, penyakit stroke di Indonesia terus bertambah, bahkan menjadi kasus kematian teratas. Saat ini, Pemerintah Indonesia telah menjadikan penyakit stroke menjadi salah satu prioritas untuk ditangani.

“Kalau tidak keliru di Jakarta ini untuk kasus sampai September tahun 2023 ada 2.941 kasus. Kalau rata-rata setahun saja ini di Jakarta yah, kira-kira per hari ada delapan orang yang terkena,” ujar Dr Tugas, Minggu (29/10).

Hal itu dikatakan Dr Tugas di sela kegiatan Jambore Stroke kedua, di Lapangan Banteng, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat pada Ahad (29/10/2023). Acara ini diisi dengan berbagai kegiatan, mulai dari pelatihan para relawan, pembagian kursi roda, senam bersama, pemeriksaan kesehatan gratis hingga talkshow tentang bahaya dan pencegahan penyakit stroke.

“Ini menunjukkan bagaimana kami mencegah kasus stroke di masyarakat itu sangat penting. Yastroki sebagai yayasan swadaya masyarakat tentunya berharap pemerintah juga ikut memberikan dukungan kepada kami bersama teman-teman yang lain terhadap penyakit stroke,” tuturnya. 

Menurutnya, perlu ada penanganan dari bagian hulu ke hilir untuk menekan kasus stroke di Tanah Air. Penanganan hulu misalnya edukasi dan sosialisasi bahaya stroke, tata cara pencegahan stroke hingga ke bagian hilirnya berupa pengobatan kepada penderita.

“Kalau pemerintah memberikan bantuan, itu akan sangat baik untuk digunakan dalam rangka kami membangun pencegahan stroke dengan baik. Salah satu yang kami programkan saat ini adalah melatih kecakapan khusus para relawan, ini kan butuh dana,” jelasnya.

Dr Tugas mengakui, pelatihan para relawan atau stroke helper memerlukan modal yang besar jika jangkauannya diperluas. Beberapa waktu lalu Yastroki telah menggandeng TNI Angkatan Darat dan Komunitas Relawan Emergensi Kesehatan Indonesia (KREKI) untuk memberikan pelatihan kepada para stroke helper. 

“Saya kira akan sangat berharap juga kalau misalnya pemerintah melihat hal ini sebagai nilai positif, tidak hanya sekadar stroke helper menolong tetapi mereka adalah bentuk dari suatu program dan model yang tentunya ini bisa membuat awareness (kesadaran) kita lebih bagus lagi,” teranganya.

Sementara itu, Prof. Teguh mengatakan, kasus stroke setiap tahun bertambah 500-700 orang di tingkat nasional. Kata dia, banyak pemicu terjadinya penyakit stroke, mulai dari pola hidup yang tidak sehat dengan mengkonsumsi makanan lemak berlebih, jarang berolahraga, stres, menghisap rokok, polusi udara dan sebagainya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT