JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Alam Ganjar menanggapi berbagai komentar negatif yang kerap menyasar ayahnya, Ganjar Pranowo.
Ia mengaku sudah kebal menghadapi berbagai komentar miring publik, "Ya enggak papa, itu udah banyak terjadi. Aku udah kebal lah di situ."
Dalam kesempatan yang sama, Alam juga menanggapi komentar warganet yang kerap menyebut Ganjar Pranowo sebagai petugas partai. Baginya, tidak ada yang salah dengan pemaknaan harfiah dari 'petugas partai'.
"Saya rasa kalau soal petugas partai, kalau misalkan hal itu, sentimen itu, ataupun statement itu diucapkan karena bapak diusung suatu partai, saya rasa semua calon juga petugas partai karena dilindungi Undang-Undang, setiap Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden harus diusung oleh partai politik atau gabungan partai politik."
Tak hanya itu, Alam juga tak setuju kalau Ganjar juga disebut tak tulus dan menunjukkan sosok aslinya. Namun, ia menganggap berbagai respons warganet adalah bagian dari demokrasi.
"I beg to differ sih kalau itu. Karena itu sesuatu yang selalu terjadi kalau suatu negara sifatnya demokratis. Karena masing-masing orang bakal punya perbedaan pendapat dan Indonesia dari awal sudah memiliki kerangka yang sangat bagus, yaitu musyawarah. Kalau misalkan Anda beda pendapat sama saya, it doesn't matter."
"Orang itu bebas berkomentar apa pun, tapi yang paling penting dan harus dijaga adalah kita harus tahu yang kita ajak bicara ini adalah manusia juga. Jangan sampai karena kita ngetik via handphone, kita anggap orang yang sana itu robot," lanjutnya.
Lebih lanjut, Alam juga mengaku menerima banyak hujatan dari publik saat Ganjar Pranowo disebut jadi dalang batalnya Piala Dunia U-20 di dunia.
"Waktu kejadian itu ada puluhan ribu komen, ratusan DM, belasan telpon, bahkan beberapa percobaan masuk ke Instagram saya. Apa yang saya lakukan? biarin aja."
Ia memaklumi suara kekecewaan publik dan menganggap hal itu juga merupakan aspirasi.
"Itu adalah bentuk kekecewaan, dan bentuk kekewecaan dari orang yang awalnya mendukung adalah sebuah aspirasi yang harus kita dengar."