Tapi untuk opsi ini, Dedeh masih pikir-pikir dulu untung ruginya. Jika sekedar kencan oka-oke saja, tapi bila keluarga jadi korban, nanti dulu.
Status suami Dedeh memang lebih terhormat, jadi pegawai. Karenanya untuk
melepaskannya dan kemudian jadi bini pedagang buah, kan statusnya jadi menurun.
Maka ketika Helmi menagih kapan ceraianya, dia menolak. “Kamu hanya kuat di
bonggol, tapi lemah di benggol. Rugi dong aing (saya).” Jawab Dedeh ketus.
Eh, Helmi naik pitam, dan WIL pun dicekik, kemudian mayatnya digantung.
Keluarganya lapor polisi. Melihat bukti-bukti di lapangan polisi curiga bahwa korban
mati dibunuh. Kecurigaan mengarah pada Helmi yang selama ini dekat dengannya.
Pedagang buah itu diperiksa dan kemudian mengakulah sebagai pembunuhnya.
“Dia janji mau cerai ke suami, kok batal. Padahal saya sudah habis-habisan.” Ujar Helmi.
Sampai habis pula kesabarannya. (GTS)