ADVERTISEMENT

Obrolan Warteg: Dinasti Politik, Itu Biasa

Senin, 23 Oktober 2023 06:06 WIB

Share
Obrolan warteg dinasti politik. Gambar: Poskota.
Obrolan warteg dinasti politik. Gambar: Poskota.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Isu dinasti politik yang mengarah kepada keluarga Jokowi sedang menjadi perbincangan, menyusul keputusan MK soal batas usia bakal capres- cawapres yang terkesan memuluskan Gibran Rakabuming Raka menjadi bakal cawapres pendamping Prabowo Subianto.

Dinasti politik sebelumnya sudah mengemuka setelah Kaesang Pangarep terjun ke politik menjadi Ketum PSI. Malah, jauh sebelumnya, ketika Gibran terpilih menjadi Wali Kota Solo dan kakak iparnya, Bobby Nasution menjadi Wali Kota Medan, tak lepas dari isu menuju dinasti.

“Sejak dulu dinasti sudah terjadi. Pada zaman kerajaan, pengangkatan raja berdasarkan garis keturunan, putra mahkota dan seterusnya,” kata Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, Mas Bro dan Yudi.

“Setelah Indonesia merdeka, hingga kini dinasi politik tetap ikut mewarnai pergantian kekuasaan, dengan proses yang berbeda,” tambah Yudi.

“Tak hanya di Indonesia. Di luar negeri, di negara yang maju demokrasinya seperti Amerika, ada dinasti politik. Misalnya George Bush, John F Kennedy. Juga di India, seperti Nehru dan Indira Gandhi,” kata Mas Bro.

“Saya juga dinasti politik, mas. Orang tua saya dulu pemilik warteg, sekarang saya meneruskan usaha warteg,” ujar Ayu Bahari, pedagang warteg.

“Betul Yu, Dinasti tak hanya di jabatan – kekuasaan pemerintahan, juga di parpol dan bisnis. Berarti dinasti itu hal yang biasa,” kata Heri.

“Konstitusi sebagai hukum tertinggi tidak melarang anak pejabat menjadi pemimpin apakah presiden, gubernur, bupati atau wali kota,” kata Mas Bro.

“Semua orang memiliki hak yang sama untuk menjadi pemimpin, tanpa melihat latar belakang, asal – usul keluarganya,” ujar Yudi.

“Iya kita juga bisa menjadi pemimpin. Persoalannya bisa apa tidak menjadi calon pemimpin.Terus, bisa tidak menjadi pemimpin yang amanah. Kalau bisa, semua syarat terpenuhi, enggak ada masalah,” kata Heri.

Halaman

ADVERTISEMENT

Editor: Rendra Saputra
Sumber: -
Berita Terkait

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT