JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Simak sinopsis Takdir Cinta Yang Kupilih episode 475 hari ini, 19 Oktober 2023 yang kembali tayang untuk menghibur para penggemarnya di waktu senggang dengan episode terbaru yang semakin menarik untuk disaksikan.
Sinetron Takdir Cinta Yang Kupilih episode 475 akan menyajikan jalan cerita serta plot yang membuat para penontonnya penasaran dengan kelanjutan kisah cinta dari Novia, Jeffrey, Tammy, dan Hakim.
Sinopsis Takdir Cinta Yang Kupilih episode 475 saat ini masih banyak dicari oleh penggemar sinetron Indonesia yang menantikan perkembangan cerita dari sinetron yang tayang setiap hari pukul 19.35 WIB di SCTV.
Sebelum menyaksikan sinetron Takdir Cinta Yang Kupilih episode 475 di SCTV, sebaiknya para penggemar membaca terlebih dahulu rangkuman sinopsis yang telah dihadirkan POSKOTA di bawah ini.
Pada episode sebelumnya, Jeffrey dan Novia kembali memamerkan momen keromantisan rumah tangga mereka kepada para penonton setia sinetron Takdir Cinta Yang Kupilih.
Novia mengajak Jeffrey untuk makan siang bersama setelah keduanya menyelesaikan kesalahpahaman terkait kematian Pak Harman, ayah kandung Novia yang meninggal 19 tahun lalu akibat kecelakaan.
Kini, Jeffrey dan Novia sudah tak terbebani dengan kegelisahan di hati mereka lantaran semua permasalahan yang selama ini menghantui Jeffrey telah betul-betul terselesaikan dengan baik.
Alih-alih menyiapkan makan siang mewah di restoran, Jeffrey justru tak menduga jika sang istri menyuruhnya untuk makan siang di pinggir jalan dan membeli gado-gado.
Tak hanya itu, Novia juga meminta Jeffrey untuk membuatkan gado-gado tersebut. Keduanya tampak sangat bahagia meski sebetulnya masih ada masalah yang sebentar lagi datang menghampiri keluarga Wardana.
Disisi lain, Hakim akhirnya memutuskan untuk tetap mutasi dan pindah keluar kota karena ia ingin sekali untuk berpisah dengan ibunya yang selama ini selalu ikut campur dengan urusan rumah tangganya dengan Tammy.
Hakim datang untuk menemui ibu dan ayahnya untuk berpamitan dan meminta izin untuk pergi bekerja ke Samarinda. Tentunya, sang ibu merasa sangat sedih mendengar jika anak semata wayangya harus pergi.