"Bangunan ini sudah 2 tahun kurang lebih. Kebetulan tahun ajaran 2022/2023 ditempati kelas 5 setahun full. Karena jumlah muridnya paling sedikit. Kebetulan di TA 2023/2024, jumlah murid paling sedikit kelas 4B jumlahnya 34 siswa/i. Mau tidak mau saya yang menempati kelas ini, termasuk siswanya," tambahnya.
Andriyana pun mengaku, kerap mendapatkan komplain dari wali murid karena melakukan KBM di lantai tanpa fasilitas penunjang, seperti meja dan bangku .
"Itu manusiawi ya. Saya yakin orangtua ingin yang terbaik buat anaknya. Termasuk kondisi belajar, fasilitas anak," kata Andriyana.
Ia pun menjelaskan, KBM tanpa bangku dan meja ini membuat siswa/inya kurang nyaman dalam melakukan kegiatan belajar.
"Dengan kondisi duduk berdesakan, panas juga karena asbes. Di musim panas, luar biasa gerah juga. Saya inisiatif gunakan kipas, biar anak lebih nyaman lagi. Kalau ulangan juga di sini mau nggak mau, serentak. Di kelasnya masing-masing," tambahnya.
Andriyana pun berharap, Pemerintah segera melanjutkan pembangun 3 kelas baru. Yang mana sebelumnya telah membangun 3 ruang kelas dengan konsep bangunan bertingkat.
"Harapan saya agar cepat dibangun lanjutan lantai 2, agar tahun ini dilanjut kembali. Kemudian berikut meubelairnya, jadi satu paket. Kalau ada ruangan tidak ada mebelair, akan bingung juga. Jadi idealnya bangunan ada, mebelairnya ada. Meja dan kursinya," pungkasnya. (Panca Aji)