Ratna berharap adanya uluran tangan dermawan untuk bisa membantu penyembuhan bibinya. "Semoga aja ya pak ada orang orang baik terketuk hatinya membantu bibi saya," ucapnya.
Berbeda dengan Ratna, Entin mengaku trauma dengan publikasi media. "Dulu pernah dikoranin tapi kena marah aparat desa. Abi mah sieun dicareukan deui pak, moal kunanaon kitu?," tanya dia.
Kata Entin, semula dia hidup normal dan bisa berjalan. Namun sepulang mengaji, kaki dia menghantam batu dan terjatuh. Sejak saat itu, dia tak bisa jalan lagi.
Keluarganya sudah berikhtiar dari medis hingga non medis namun tak kunjung sembuh hingga sekarang.
Diakuinya,sebenarnya ia sudah pasrah terhadap sakit yang mengerogotinya. Hanya saja, kata dia, beberapa hari lalu ke kampungnya datang seorang pemuka agama dan berempati dengan berjanji akan memperjuangkannya. "Ustadz Asep katanya bertemu bapak (Poskota) ya dan menyampaikan kondisi saya?," tanya Entin.
"Terima kasih bapak Poskota," pungkasnya.