ADVERTISEMENT

Peringatan Bulan Penanggulangan Risiko Bencana, Menko PMK Bicara Dampak El Nino hingga Eksploitasi Alam

Sabtu, 14 Oktober 2023 11:59 WIB

Share
Menko PMK dalam acara Puncak Peringatan Bulan Penanggulangan Risiko Bencana Tahun 2023. (Ist)
Menko PMK dalam acara Puncak Peringatan Bulan Penanggulangan Risiko Bencana Tahun 2023. (Ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, fenomena El Nino yang saat ini melanda banyak negara perlu terus dicermati bersama agar dampaknya tidak meluas ke berbagai sektor yang sedang mengalami tren pertumbuhan baik di Indonesia.

Hal itu disampaikannya dalam sambutan pada “Acara Puncak Peringatan Bulan Penanggulangan Risiko Bencana Tahun 2023” yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Kota Kendari, pada Jumat (13/10/2023).

Muhadjir menambahkan, sebanyak 3,46 juta keluarga di 3.281 desa di Indonesia berpotensi tinggi mengalami kerawanan kekeringan akibat El Nino. Sebanyak 8,84 persen keluarga dari jumlah tersebut tergolong keluarga di desil 1 atau miskin ekstrem.

Apabila tidak ada langkah pengurangan risiko bencana yang tepat, maka El Nino akan dapat memperparah kemiskinan dan menurunkan ketahanan masyarakat terhadap bencana.

“Potensi bencana ini kalau tidak kita kelola dengan baik akan mengakibatkan risiko bencana yang besar,” ujar Muhadjir dalam keterangannya, Sabtu (14/10/2023).

Sebagaimana diketahui, El Nino merupakan bencana hidrometeorologi atau bencana yang diakibatkan oleh iklim. El Nino berpotensi memicu bencana kekeringan yang parah, karhutla, dan kelaparan serta memiliki efek domino pada kesejahteraan masyarakat.

Diprediksi wilayah Indonesia yang berpotensi mengalami kekeringan mencakup wilayah Indonesia di bagian timur, yakni Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Papua, serta sebagian Pulau Jawa dan Bali.

Kendati demikian, berdasarkan hasil koordinasi yang selama ini telah dilakukan, Muhadjir yakin jajaran BNPB akan dapat mengantisipasi dampak yang terjadi akibat bencana tersebut. Terlebih kolaborasi telah dengan berbagai pihak dan modernisasi penggunaan teknologi canggih yang dimiliki akan dapat turut membantu melaksanakan proses mitigasi dengan baik.

Selain itu, pemerintah juga telah berupaya merubah paradigma penanggulangan bencana dari responsif menjadi pengendalian risiko.

Pengendalian risiko itu diwujudkan dengan memaksimalkan kapasitas, mengurangi kerentanan, serta mengeliminasi bahaya. Keberhasilan semua upaya ini mencerminkan efektivitas program pengurangan risiko bencana yang sedang lakukan.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Rizal Siregar
Editor: Mitha Aullia
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT