"Pada dasarnya sebuah negara yang didirikan atas dasar musyawarah dan disepakati, maka kita dilarang untuk keluar dari negara. Tidak boleh. Kalau mau keluar, maka harus sepakat keluar, harus ada musyawarah lagi," ujarnya.
Di dalam integrasi nilai, dia juga menganggap bahwa bangsa ini harus paham bagaimana menyatukam hukum-hukum dengan nilai agama, agar ada akselerasi dengan perkembangan zaman yang begitu cepat.
Ini dianggap penting, agar ada penyatuan pandangan dari beragam pendapat. Dan dengan integrasi nilai, maka tak akan ada lagi kelompok-kelompok yang mendengungkan upaya ganti negara. Lantaran para kyai-kyai terdahulu di RI sudah sepakat ijtihad membangun model negara yang sudah disepakati.
"Jika sudah begitu, maka hanya akan ada pernyataan 'Aku beragama, aku bernegara, sudah sesuai dengan ajaran agama kita'."
"Karena pada dasarnya, bahwa inti mengelola sebuah negara adalah musyawarah, dan untuk menyatukan nilai-nilai dengan perkembangan, yakni menyatukan pandangan-pandangan yang banyak menjadi aturan. Kedua, harus mampu pula menyatukan dua kemaslahatan yakni untuk publik dan individu lewat rekonsiliasi," ujar dia.
Integrasi Nilai inilah yang dianggap suatu keharusan agar tidak ada kecurigaan apakah pemimpin atau bangsa ini dikomandoi oleh Thagut, atau tidak. Pandangan-pandangan itu muncul, karena dianggap kurangnya penjelasan dari para kyai-kyai kampung.
Pemerintah juga dinilai harus beruntung memiliki organisasi keagamaan, seperti NU, Muhammadiyah, hingga MUI, dan ormas lainnya saat ini.
Karena lewat merekalah, termasuk lewat pesantren-pesantren, syiar tentang keberagaman terus didengungkan, termasuk menguatkan konsep negara yang adil bagi semua, serta terus bergerak memberangus pemahaman ekstrem yang berniat hendak mengganti negara.
Persoalan kedua dan ketiga, yakni Integrasi Wilayah dan Integrasi Pemimpin dan Rakyat, dinilai akan berjalan mulus jika Integrasi Nilai sebagai hal krusial sudah mampu diatasi dengan baik bangsa ini.
"Dan ini harus dijawab oleh kyai kampung termasuk para akademisi. Jika tidak mengambil peran, bisa bubar kayak Sudah dan Yaman, ini bahayanya," kata dia.