LEBAK, POSKOTA.CO.ID - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak, memprediksi pergantian musim dari kemarau ke hujan, mulai terjadi pada akhir Oktober 2023 mendatang.
Kepala BPBD Kabupaten Lebak, Febby Rizki Pratama mengungkapkan, dampak fenomena El-Nino, mengakibatkan musim kemarau berkepanjangan, dan membuat musim hujan mundur dari waktu yang diprediksi.
Sehingga lanjut Febby, prediksi pergantian musim dari kemarau ke musim hujan, mulai terjadi di akhir Oktober 2023 nanti.
"Berdasarkan rilis dari BMKG, bahwa musim kemarau diprediksi akan selesai di akhir bulan ini (Oktober-red). Jadi pergantian musim ini diperkirakan terjadi akhir Oktober atau awal November," ungkapnya, Minggu (8/10/2023).
Saat peralihan musim tersebut, Febby juga mengimbau kepada masyarakat agar mewaspadai bencana alam dari peralihan musim tersebut, seperti bencana longsor, angin kencang dan bencana lainnya.
"Ada pun puncak musim penghujan, diprediksi juga pada bulan Februari 2024. Namun kami imbau agar warga tetap waspada dengan adanya pergantian musim ini (kemarau ke hujan)," katanya.
Menurutnya, dampak musim kemarau ini BPBD Lebak juga mencatat ada sekitar sebanyak 90 desa yang tersebar di 22 kecamatan di Lebak yang terdampak kekeringan.
"Dampak dari kekeringan ini, ada sebanyak 72,156 jiwa di Lebak yang merasakan krisis air bersih. Kami pun terus berupaya dalam menanggulangi krisis air berih itu," ujarnya.
Disampaikan Febby, selain musim hujan yang mundur dampak lain dari fenomena El-Nino adalah suhu cuaca di Kabupaten Lebak yang cukup panas bahkan mencapai 36-37 Celcius.
"Suhu panas juga terasa tinggi, karena memang matahari tepat di atas garis khatulistiwa," tuturnya.
Ditambahkannya, pada musim kemarau ini wilayah Kabupaten Lebak merupakan yang paling parah terdampak Kekeringan. Sehingga mengakibatkan banyak petani di Lebak gagal panen, krisis air bersih.