Tren flexing barang mewah, utamanya produk luar negeri (barang impor)
hendaknya diganti dengan update status mempromosikan keunggulan produk
lokal.
Dengan seringnya pamer kepemilikan barang impor di media sosial, tak
ubahnya ikut mengunggulkan dan mempromosikan produk negara lain.
Dampaknya, produk impor kian populer, sementara produk lokal semakin jauh
tergeser.
Menjadi renungan kita bersama, bagaimana produk lokal akan menjadi unggul
di dunia, jika masyarakat kita lebih mengunggulkan produk negara lain dengan
meneruskan hobinya membeli barang impor, lantas memamerkannya di media
sosial.
Perilaku konsumen perlu diubah, barang branded bukan karena impor dan
mahal harganya, sepatu atau tas seharga puluhan juta. Tetapi, barang disebut
branded, jika produk negeri kita, harganya terjangkau semua kalangan.
Dengan membeli banyak produk lokal, kita menjadi pejuang negeri memajukan
ekonomi rakyat negeri sendiri. Ikut memakmurkan bangsa sendiri.
Sebaliknya dengan hobi membeli barang impor tak ubahnya ikut memperkaya
negara lain, tetapi mematikan produk lokal.
Produk lokal akan unggul di dunia, jika didukung penuh oleh masyarakat
sebagai konsumen terbesar.
Para elite politik, pejabat dan birokrat beserta keluarganya memberi keteladanan
sebagai konsumen fanatik produk lokal. Stop belanja barang impor, meski
dengan iming – iming, barang mudah didapat sampai di tempat dengan harga
lebih murah.
Sejalan dengan itu, saatnya negara lebih hadir melindungi usaha mikro, kecil,
dan menengah. Perlindungan tidak selesai hanya dalam pelaksanaan program,
tetapi sampai kepada terwujudnya kemandirian karena terciptanya keunggulan
yang mendunia seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di
media ini.
Hal lainnya, pelaku usaha kecil dan menengah, perlu terus berkreasi dan
berinovasi , di antaranya merawat dan melestarikan keunggulan yang sudah
dimiliki oleh bangsa Indonesia. Memajukan dan mengembangkan keunggulan
alami menjadi keunggulan baru yang modern. Juga menciptakan keunggulan -
keunggulan baru, sebagai sebuah kreasi yang sesuai dengan eranya. (Azisoko)