KURUN waktu kurang dari satu tahun Joko Widodo (Jokowi) akan lengser dari kursi Presiden RI. Jokowi yang diusung PDI- Perjuangan hingga dua periode turut meramaikan dinamika perpolitikan Tanah Air menjelang Pilpres 2024.
Sebelumnya, sempat ramai dengan istilah cawe-cawe atau ikut campur politik yang dilakukan oleh Presiden Jokowi. Mantan Wali Kota Solo itu bahkan di hadapan relawannya pada akhir tahun lalu menyebut ''pemimpin berambut putih''.
Pernyataan Jokowi itu lantas membuat heboh publik. Rakyat dan sejumlah pengamat memahami pesan yang disampaikan Jokowi, yakni sinyal mengarah dukungan terhadap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Ternyata, 'clue' yang dibocorkan Jokowi itu tidak meleset. Kemudian, pada Jumat, 21 April 2023 siang, Ketua Umum (Ketum) PDI-P, Megawati Soekarnoputri mengumumkan secara resmi mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres di Pilpres 2024 mendatang.
Di sisi lain, belakangan Jokowi menunjukkan 'kemesraannya' dengan Menhan RI Prabowo Subianto. Jokowi dan Capres Prabowo tampak 'mesra' saat meninjau panen raya padi dan meresmikan tambak udang di Kebumen, Jawa Tengah, pada September lalu.
Dan, Jokowi pernah bilang bahwa anak-anaknya tidak tertarik pada politik. Akan tetapi, pada akhirnya anak-anaknya sampai menantunya berbondong-bondong terjun ke dunia politik.
Seperti diketahui, Gibran Rakabuming Raka, Bobby Nasution sudah menjajal dunia Politik. Disusul yang terakhir Kaesang Pangarep, menjadi Ketum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Lho, yang menjadi pertanyaan kenapa tidak menjadi kader PDI-P, mengikuti jejak Jokowi dan kakaknya, Gibran. Justru, memilih partai lain. Dan, yang membuat publik terheran-heran, kurang dari seminggu bergabung, sudah didapuk menjadi Ketum PSI.
Di sisi lain, Kaesang masih 'polos'. Pemuda berusia 28 tahun itu belum pernah menjadi pejabat publik maupun pejabat teras. Artinya, masih minim pengalaman. Selain itu, PDI-P juga memiliki aturan bahwa anggota keluarga inti kader PDI-P tak bolah aktif di partai lain.
Namun, Jokowi seolah tak peduli dengan aturan tersebut, dan malah mendukung/merestui Kaesang untuk memilih partai politik yang berbeda. Jangan-jangan sikap Jokowi itu karena sudah tak nyaman lagi dengan PDI-P.
Kaesang masuk PSI, dan menjadi Ketum PSI seolah sudah didesain dan direncanakan atas keinginan Jokowi. Salah satu pengamat politik menyebutkan, bahwa PSI merupakan partainya Jokowi. Jadi, tak aneh lagi Kaesang menjadi Ketum PSI.