“Misalnya mengaku paling antikorupsi, tapi membuat kebijakan yang melibatkan keluarganya terseret korupsi. Atau dirinya ikut korupsi. Pejabat yang demikian tidak satunya kata dengan perbuatan,” kata Yudi.
“Kita kenal istilah sabdo pandito ratu yang mengajarkan bahwa pemimpin harus konsisten. Mengimplementasikan apa yang telah diucapkan,” kata Heri.
“Jangan karena tidak mampu menjalankan, lantas mencari – cari alasan demi pembenaran. Kuno itu,” tambah Yudi.
“Tapi kita tidak memiliki kemampuan menghentikan karakter pemimpin yang demikian,” ujar Heri.
“Gampang. pemimpin yang tidak satunya kata dengan perbuatan tak perlu dipilih. Sekarang saatnya melalui pemilu,” urai Mas Bro. (joko lestari)