Selasa, 19 September 2023 06:09 WIB
JAKARTA,POSKOTA.CO.ID - Presiden Joko Widodo menghadiri acara puncak Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, Energi Baru Terbarukan (LIKE) di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (18/9/2023).
Presiden mengajak seluruh pihak merehabilitasi hutan dengan cara menanam pohon sebanyak mungkin. Presiden mulanya mengingatkan jika perubahan iklim tengah menghantui semua negara. Kepala Negara juga menyinggung soal polusi udara yang terjadi di Jakarta belakangan ini.
"Ancaman perubahan iklim sudah nyata dan dirasakan oleh semua negara di dunia, antara lain menyebabkan terjadinya krisis pangan," kata Kepala Negara.
Selain itu, kerusakan lingkungan juga terjadi di sejumlah lahan baik di lahan hutan hingga mangrove. Untuk itu, Presiden Joko Widodo mengajak semua pihak untuk mewaspadai hal tersebut dan bersama-sama menjaga lingkungan sekitar, antara lain dengan menggiatkan kembali reboisasi atau penanaman pohon.
"Saya titip kepada para pegiat lingkungan, kepada para ketua adat, kepada kelompok perhutanan sosial, para penyuluh agar kita giatkan kembali rehabilitasi hutan, perbaikan hutan. Pemerintah bersama-sama dengan masyarakat, para pegiat lingkungan mulai, nanti kalau musim hujan datang, semua nanam pohon. Setuju?" ujar mantan gubernur DKI Jakarta.
Lebih lanjut Presiden menjelaskan bahwa suhu bumi yang makin panas juga membuat es di kutub mencair sehingga permukaan air laut naik. Sejumlah pulau kecil baik di Indonesia maupun di Pasifik telah merasakan langsung dampaknya. Untuk itu, Presiden juga mengajak para nelayan dan pegiat lingkungan untuk menanam mangrove di pesisir pantai.
"Kita sudah beri contoh di Denpasar kita memiliki nursery, memiliki persemaian yang satu tahun bisa memproduksi kira-kira 6 juta bibit. Saya kira tidak hanya di Denpasar yang dulu kita tunjukkan ke para pemimpin negara-negara G20. Mereka kagum terhadap proses persemaian yang ada di situ. Itu baru mangrove," jelasnya.
"Kita memiliki juga di Mentawir. Jadi IKN itu sebelum dibangun, persemaiannya sudah dibangun dulu. Kapasitasnya 15 juta per tahun. Bapak, Ibu bisa lihat sekarang ke Mentawir di Kalimantan Timur. Yang di dekat sini ada di Rumpin di Bogor. Kapasitasnya 6 juta bibit per tahun. Ada bibit albasia (sengon), ada bibit eukaliptus, ada bibit duren, semua di situ ada," sambungnya.
Selain itu, saat ini negara-negara di dunia juga tengah melakukan transisi menuju ekonomi hijau untuk menghadapi perubahan iklim. Berbagai aktivitas hijau seperti daur ulang sampah, produksi industri hijau, pembangunan kendaraan listrik, hingga penggunaan bahan bakar hijau terus dikerjakan oleh banyak negara.
Di penghujung sambutannya, Presiden kembali mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga lingkungan hidup di Indonesia agar tetap hijau.