"Selama air gak keluar Rp 20 ribu. Paling 1 gerobak 6 dirigen buat masak doang. Kalau buat minum mah isi ulang aqua, pokoknya buat isi ulang," ujarnya kepada wartawan di lokasi, Kamis (14/9/2023).
Akibat tak adanya air bersih, Sukinah harus ngirit melakukan pembelian air. Jika tidak begitu, uangnya tak cukup untuk makan.
"Sampe gak mandi, saya udah 2 hari gak mandi. Saya 3 hari gak mandi. Solat di musola, mandi di musola, ngungsi," katanya.
Sejauh ini bantuan air bersih melalui mobil tangki sudah berlangsung. Namun bantuan tersebut tak cukup bahkan tak merata.
Sekalipun datang mobil tangki air, warga harus rela mengantre untuk mendapatkan air bersih.
"Sudah dua Minggu gak ada air, sering tau gak ada air. Bayar mah bayar terus, lancar ke PAM;" ungkapnya.
Ia berharap bantuan air bersih kepada warga yang terdampak agar dimaksimalkan. Terlebih warga sudah beberapa hari ini sampai rela tidak mandi.
Lurah Pegadungan, Rachmat mengatakan sekira 5 RT di RW 11 masih belum mendapatkan air bersih gratis akibat PAM yang mengalami kerusakan.
Ia menegaskan, tidak adanya air bersih bukan karena kekeringan yang melanda, melainkan PAM yang mengalami kerusakan.
"Jadi begini, bukan kekeringan, PAM itu mengalami kerusakan," katanya.
Ia menyebut sejauh ini pihaknya menerjunkan bantuan berupa tangki air kepada warga yang terdampak. (Pandi)