Dicap Kampung Literasi Tanpa Gedung Perpustakaan

Sabtu 09 Sep 2023, 16:59 WIB
Boks perpustakaan keluarga.(ist)

Boks perpustakaan keluarga.(ist)

SERANG,  POSKOTA.CO.ID – Sejak juara inovasi Kampung Resik Lan Aman, Kampung Pekijing menjadi perbincangan masyarakat di Kota Serang, sekaligus menjadi percontohan lingkungan tertib.

Berbagai program pemerintah mulai menyentuh masyarakat, terutama jadi proyeksi kampung literasi di Banten.

Masyarakat luas tentu mengenal literasi tidak bisa jauh dari gedung perpustakaan yang megah.

Namun tidak untuk Kampung Pekijing. Perpustakaan di modifikasi di setiap boks seperti pos surat di rumah.

Boks-boks itu berdiri di setiap gang dan depan rumah warga. Hal itu untuk mempermudah akses masyarakat membaca setelah melakukan aktivitas.

Program itu inovasi dari pojok baca di kelurahan hingga diterapkan menjadi perpustakaan keluarga. Hal itu tercipta setelah diskusi bersama Aip, seorang pustakawan di Kota Serang.

“Setelah juara, datang Bang Aip memiliki konsep perpustakaan keluarga. Awalnya ada pojok baca terus dikembangkan. Awalnya di kelurahan, tapi dialihkan ke sini,” kata Ketua RW 08 Kelurahan Anyar, Kecamatan Taktakan, Budi Adi.

Usaha itu pun membuahkan hasil. Dalam ajang perlombaan yang digelar Pemprov Banten, Pekijing dinobatkan juara 2 kampung literasi.

“Diikutsertakan lomba di provinsi, alhamdulillah juara dua,” ujarnya.

Ditempat yang sama, Penggerak Kampung Pekijing, Edi Suryadi menambahkan, awalnya program literasi ditolak karena khawatir bukunya tidak dibaca dan akan hilang.

Disisi lain, pihaknya khawatir perpustakaan keluarga akan menjadi program gagal saat masyarakat sedang semangat menata kampung.

“Sebelum kesini kita tolak dulu mau naro buku. Percuma nggak baca, karena yang dicanangkan disini harus jalan. Jangan buku karena takut nggak dibaca dan akan jadi contoh program nggak jalan,” paparnya.

Namun setelah adanya program ceramah literasi dari para pegiat, program itu dapat berjalan secara bertahap. Cakrawala masyarakat seiring waktu tumbuh. Hingga saat ini sudah ada 80 boks perpustakaan keluarga.

“Sudah pasang 50 boks perpustakaan. Setelah seminggu banyak bapak-bapak minta tukar buku. Ada yang mau buku bengkel, tani, berarti dibaca gitu kan,” terangnya.

“Jadi dari membaca bisa menghasilkan karya dan buku nambah dari kita sendiri. Sekarang mah ada 80 boks karena ada yang belum kebagian minta,” tambahnya.

Menurutnya, program literasi dapat bertahan dengan tidak adanya tekanan terhadap masyarakat tentang kepemilikan buku.

Selain itu, pihaknya sadar hanya literasi yang akan merubah kerangka berpikir masyarakat. Sehingga kedepannya anak-anak di Pekijing dapat mewujudkan cita-citanya.

“Saya juga ngomong ke Ibu-ibu hilang juga buku nggak apa-apa. Ditambah setiap 2 minggu sekali ada lapak baca. Kita nggak butuh bangunan besar, nggak mungkin pulang kerja, berkebun ke perpustakaan. Jadi sangat mempermudah dan menjangkau,” paparnya.

Program itu pun berbuah manis, masyarakat dapat menghasilkan karya tanaman bunga miami.

“Dari situ hasil pertanian dari buku tuh kembang miana, sampai agen tanaman belinya disini. Itu dari buku,” tutupnya. (Bilal)


News Update