Setidaknya dua media asing menyorot bakal capres Koalisi Perubahan, Anies Baswedan. Reuters menyoroti keputusan Anies Baswedan yang memilih Ketum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai bakal cawapres pendampingnya di Pilpres 2024.
Disebutkan, keputusan Anies memilih Cak Imin sebagai langkah menaikkan popularitasnya. Meski langkah ini tidaklah mudah.
Sementara media asal Singapura, Channel News Asia (CNA) menyoroti pernyataan Anies yang ingin mengadopsi kebijakan luar negeri ‘berbasis nilai’ jika terpilih menjadi RI 1.
Berdasarkan kebijakan luar negeri berbasis nilai itu, kata Anies, Indonesia akan mengkritik serangan Rusia ke Ukraina.
Karena yang dimaksud kebijakan luar negeri berbasis nilai itu, misalnya ketika suatu negara menyerbu negara lain, dan penyerangnya adalah teman Anda, haruskah Anda diam? Tidak! Anda harus memberi tahu mereka itu salah karena bertentangan dengan nilai – nilai kita, kedaulatan wilayah adalah prinsip utama.
CNA juga mengutip pendapat pakar Indonesia yang menyebutkan kebijakan luar negeri yang diusung Anies tidak akan meningkatkan popularitasnya. Persoalan perang dan ketegangan wilayah bukanlah perhatian banyak orang.
“Betul juga. Kita lebih membutuhkan penanganan masalah pengangguran, pemberantasan kemiskinan, bagaimana menjaga harga tetap rendah,” kata Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.
"Politik luar negeri biarlah menjadi urusan para elite. Topiknya terlalu berat. Mikirin kebutuhan sehari – hari saja sudah terlalu berat, jangan tambah beban lagi mikirin yang berat,” kata Yudi.
“Kita rakyat kecil yang ringan –ringan saja, bagaimana bisa seringan mungkin memenuhi kebutuhan sehari – hari,” tambah Heri.
“Berarti para bakal calon presiden lebih mestinya menebar gagasan bagaimana upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pangan tersedia melimpah dengan harga murah,” kata Mas Bro.
“Jangan sampai terjadi lagi, minyak goreng menghilang dari pasaran. Harga cabai berulangkali melambung, emak – emak bingung,” jelas Heri.