DEPOK, POSKOTA.CO.ID - Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat sebanyak 8.989 kasus penyakit inspeksi saluran pernapasan atau ISPA terjadi di Kota Depok. Meski demikian, kondisi itu diungkap belum masuk kategori mengkhawatirkan.
"Ada peningkatan jumlah kasus, tapi ini kasus-kasus kategori ringan. Jika ada kasus berat pasti akan kita koordinasikan dan akan kita pantau secara berkala dan ketat," ujar Kepala Dinkes Kota Depok, Sabtu (2/9/2023).
Mary menuturkan penderita ISPA Kota Depok saat ini ada 8.698 kasus dengan menyasar anak-anak di bawah umur.
"Gejala Pneumonia (radang paru-paru akibat infeksi) terjadi pada balita dari usia 0 hingga 5 tahun ada 182 kasus. Nah pneumonia beratnya 0 ya, jadi kasus dirujuk enggak ada," ungkapnya.
Setelah itu yang bukan pneumonia, lanjut Mary, terjadi pada balita cukup tertinggi ada 4.969 kasus. Sedangkan yang non pneumonia pada usia lebih dari 5 tahun ada 3.480 kasus. Sedangkan yang pneumonia lebih dari 5 tahun itu ada 67 kasus.
"Jadi jumlah kasus yang termasuk ISPA atau inspeksi saluran pernapasan itu 8.698 kasus," tambahnya.
Terjadi peningkatan kasus ISPA menurut Mary adalah terjadi pada rentan priode bulan Juli hingga Agustus.
"Itu di bulan Agustus yang ada peningkatan dari bulan Juli. Jadi relatif dari Januari sampai Juli itu kasusnya bervariasi, ada 4.000 dan 5.000 ada pernah 6.000 kasus juga di bulan Maret," benernya.
Dari bulan Juli ke Agustus telah ada peningkatan 60 persen kasusnya. Dengan ada peningkatan kasus ini, Mary masih belum bisa pastikan apakah karena akibat buruknya polusi udara sekarang ini atau faktor lainnya.
"Kita tidak bisa menjawab atau memastikan, karena kasus ISPA itu bisa karena infeksi virus, infeksi bakteri, kemudian bisa juga alergi. Tapi yang jelas kita akan pantau kasus ini, kita pantau secara ketat," lugasnya.
JIka memang kualitas udaranya menurun dan ternyata peningkatannya siginifikan, tentu Dinkes akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait.