Duduk Perkara Kudeta Gabon, Militer Tangkap Presiden dan Batalkan Hasil Pemilu

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kudeta militer terjadi di Gabon dan membuat sang Presiden Ali Bongo ditangkap. Kudeta dilakukan oleh pihak militer yang mengaku mengakomodir kekecewaan terhadap hasil Pemilu.

Usai kudeta militer Gabon terjadi, sang presiden Ali Bongo yang ditangkap dan dijadikan sebagai tahanan rumah, langsung meminta bantuan untuk segera diselamatkan. 

Dia kemudian mendesak agar kudetaGabon ini segera berakhir, dan meminta para pendukungnya untuk melakukan sikap atas aksi para tentara yang telah menggulingkannya, dan membatalkan hasil Pemilu yang baru saja digelar.

Diketahui, sebelumnya para perwira militer Gabon nampak muncul di TV dan menegaskan bahwa mereka telah berhasil mengambil alih kekuasaan. Para perwira militer itu juga mengatakan bahwa mereka telah membatalkan hasil Pemilu Sabtu lalu, di mana sebelumnya Ali Bongo kembali dinyatakan sebagai pemenang.

Sejauh ini militer dan pihak oposisi mengklaim bahwa Pemilu yang digelar di Gabon syarat kecurangan. Tentara yang tidak menerima hasil tersebut, kemudian mengambil alih kekuasaan untuk menjaga perdamaian.

Dalam keterangannya di depan televisi, militer juga menegaskan bahwa salah satu putra Ali Bongo ikut ditangkap karena makar.

Mereka kemudian mengumumkan bahwa Bongo akan digantikan oleh kepala pengawal presiden, Jenderal Brice Oligui Nguema.

"Mulai hari Kamis, penduduk Gabon akan kembali bebas melakukan aktivitas antara pukul 06.00 hingga 18.00. Namun pembatasan lalu lintas akan tetap berlaku untuk saat ini," jelas keterangan militer disitat BBC, Kamis 31 Agustus 2023.

Kudeta Gabon sendiri tercatat seolah mengakhiri masa kekuasaan keluarga Ali Bongo yang sudah 55 tahun berkuasa. Ali Bongo tercatat menjabat sebagai presiden sejak 2009 lalu. Sementara ayah dari Ali Bongo sudah menjadi presiden selama 41 tahun. 

Gabon sendiri dikenal merupakan sebagai salah satu produsen minyak terbesar di Afrika, dan hampir 90 persen wilayahnya ditutupi oleh hutan. Populasi Gabon tak banyak, hanya sekira 2,4 juta jiwa.