JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Sinopsis film bergenre action comedy asal Amerika Serikat berjudul 'Hancock' yang dirilis pada tahun 2008 silam ini memang sangat cocok untuk dijadikan salah satu rekomendasi tontonan untuk menghabiskan waktu akhir pekan.
Film 'Hancock' sendiri digarap oleh sutradara Peter Berg yang sebelumnya telah sukses membuat film populer seperti, Lone Survivor (2013), Deepwater Horizon (2016), hingga Mile 22 (2018). Naskah dari film 'Hancock' ditulis oleh Vy Vincent Ngo dan Vincent Gilligan.
Tak hanya dibuat oleh sutradara beken, film 'Hancock' juga dibintangi oleh sederet selebriti Hollywood papan atas, diantaranya Will Smith, Charlize Theron, Jason Bateman, Eddie Marsan, hingga Jae Head serta Johnny Galecki.
Saat memulai penayangannya, film 'Hancock' diketahui berhasil meraih untung dari box office dengan total US$ 629,4 juta (Rp 9.646.184.400.000,00). Tak hanya itu, pendapatan tersebut pun digadang-gadang telah melampaui biaya produksi yang mencapai US$ 150 juta atau sekitar Rp 2.298.900.000.000,00.
Lantas, bagaimanakah sinopsis dari film yang dibintangi oleh aktor kawakan Will Smith? Yuk, simak informasi selengkapnya di bawah ini.
Film 'Hancock' sendiri berfokus pada salah satu karakter bernama Jahn Hancock, seorang pemabuk jalanan. Yang menarik, Jahn Hancock kerap kali dihina oleh orang-orang.
Namun dibalik itu, Hancock memiliki kekuatan superhero untuk membantu manusia. Namun sayang, setelah membantu banyak orang, Hancock mendapat kritikan dari masyarakat.
Hal tersebut dinilai lebih banyak menimbulkan kerugian daripada keuntungan. Suatu hari, Jahn Hancock menyelamatkan Ray Embrey, seorang yang bekerja di divisi humas dari sebuah kecelakaan lalu lintas.
Setelah membantunya, Ray menawarkan Hancock untuk makan malam di rumahnya. Namun, Mary, istri dari Ray, tidak menyambut kedatangan Hancock dan langsung menunjukkan ketidaksukaannya.
Setelah makan malam, Ray menyerahkan kartu namanya kepada Hancock. Tujuannya adalah agar Hancock bekerja dengannya untuk mempromosikan produk perusahaan Ray yang disebut 'All-Hearts'. Namun rupanya rencana kerja sama antara Ray dan Hancock tersebut tidak berjalan mulus. Ray juga mengatakan bahwa masalah utama Hancock adalah kepribadiannya.
Ia meminta Hancock mengubah citranya di depan publik dengan berpura-pura sopan dan bersedia menuruti permintaan polisi atas berbagai tindakan vandalisme, bahkan harus mendekam di penjara selama dua minggu. Hancock pun menerimanya dan rencananya berjalan dengan baik.