Produktivitas Kerja WFH

Jumat 18 Agu 2023, 05:36 WIB
Pj Gubernur Heru beri arahan kepada ASN se-DKI.(Aldi)

Pj Gubernur Heru beri arahan kepada ASN se-DKI.(Aldi)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pandemi Covid-19 telah membuka mata kita, meski awalnya bekerja dari rumah (work from home/WFH) sulit beradaptasi, namun faktanya WFH kini lebih banyak digemari pekerja. Bekerja dari rumah dinilai berdampak positif terhadap kesehatan dan produktivitas.

Bahkan, beberapa perusahaan masih melanjutkan menerapkan sistem WFH di kantor mereka. Terkini Pemprov DKI Jakarta akan mewajibkan WFH 50 hingga 75 persen kepada aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemprov DKI Jakarta, menyusul tingginya polusi udara dan kemacetan di ibu kota.

Kebijakan ini rencananya akan diterapkan pada 21 Agustus sampai 21 Oktober. Sementara untuk anak sekolah mulai 4 hingga 8 September 2023 bertepatan dengan KTT ASEAN. Sedangkan bagi pekerja swasta diharapkan juga ikut. Kebijakan ini layak didukung semua pihak, karena tidak hanya mengatasi polusi dan kemacetan juga bisa membangkitkan semangat kerja karyawan.

Meski demikian para pegawai yang memiliki tugas dan tanggung jawab melayani masyarakat secara langsung, tetap diwajibkan bekerja dari kantor. Presiden Joko Widodo bahkan meminta semua pihak harus berani mendorong banyak kantor melaksanakan hybrid working yakni kombinasi bekerja di kantor (WFO) dan WFH.

Saat ini Pemprov DKI Jakarta sudah menghitung berapa persentase setiap Organisasi Perangkat Daerah dan khusus KTT ASEAN prosentasenya lebih besar. Plt Gubernur DKI Heru Budi berharap kementerian atau lembaga lainnya juga menerapkan WFH dan menghimbau perusahaan swasta melaksanakannya.

Saat ini mayoritas alasan karyawan lebih suka WFH karena umumnya memberikan jadwal yang fleksibel bagi pekerja. Dengan bekerja di rumah, mereka bisa menyeimbangkan antara pekerjaan dengan aktivitas lainnya di rumah karena jadwal yang lebih fleksibel.

Kemudian tingkat Stres yang lebih rendah. Sebab saat WFH, pekerja tidak perlu khawatir dengan kondisi tempat kerja yang tak kondusif, rekan kerja yang mengganggu, hingga lelahnya perjalanan ke kantor.

Beberapa dari mereka bahkan kerap terjebak kemacetan dan berdesak-desakan di transportasi umum. Pada umumnya, rata-rata pekerja menghabiskan waktu lebih dari 30 menit hingga 1 jam untuk berangkat dan pulang kerja. Dengan WFH, tentu akan mengurangi stres di jalan dan kesehatan mental.

Beberapa perusahaan mungkin khawatir sistem WFH dapat mengurangi motivasi dan produktivitas pekerjanya. Padahal, WFH justru bisa meningkatkan keduanya.

Dalam studi di University of Stanford, menemukan karyawan yang bekerja WFH menyelesaikan lebih banyak shift atau pekerjaan dengan baik setiap hari. Hal ini karena mereka tidak menghabiskan waktu untuk bersiap-siap bepergian atau pulang kantor.

Untuk menunjang produktivitas selama WFH yang pastinya penuhi dengan kebutuhan internet yang cepat dan stabil, semua pekerjaan kantor dapat menjadi selesai dengan cepat. Kemudian koordinasi dengan rekan kerja pun akan lebih mudah tanpa hambatan.

News Update