AS Terus Berusaha Keluarkan Travis King dari Korea Utara

Jumat 18 Agu 2023, 06:01 WIB
Latihan militer tentara AS dalam sebuah operasi garnisun Al Tanf di wilayah selatan Suriah pada 21 November 2017. Foto: Ist.

Latihan militer tentara AS dalam sebuah operasi garnisun Al Tanf di wilayah selatan Suriah pada 21 November 2017. Foto: Ist.

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Amerika Serikat terus berusaha untuk mengembalikan Travis King, seorang tentara AS yang telah melintasi perbatasan dan masuk ke Korea Utara pada bulan Juli, seperti yang diungkapkan oleh seorang pejabat dari Gedung Putih, kantor presiden AS, pada hari Rabu (16/8).

Pada hari yang sama, Korea Utara telah menyatakan bahwa prajurit AS tersebut ingin mencari suaka di Korut atau negara lain.

Koordinator komunikasi strategis dari Dewan Keamanan Nasional (NSC) Amerika Serikat, John Kirby, dengan tegas menyatakan bahwa pernyataan-pernyataan dari pihak Korut tidak dapat dianggap sebagai kebenaran.

"Menurut pandangan saya, apa pun yang berasal dari Pyongyang harus diselidiki dengan hati-hati," ujar pejabat NSC tersebut dalam sebuah konferensi pers yang diselenggarakan oleh Foreign Press Center Washington, disitat Yonhap, Jumat 18 Agustus 2023.

Travis King telah melintasi garis batas militer dan memasuki wilayah Korea Utara ketika ia mengikuti perjalanan berkelompok ke Kawasan Keamanan Bersama di Zona Demiliterisasi pada tanggal 18 Juli.

"Kami cenderung untuk tidak sepenuhnya mempercayai pernyataan-pernyataan yang keluar dari Pyongyang," lanjut Kirby. Dia mengacu pada pusat pemerintahan Korut yang terletak di ibu kota negara tersebut, yaitu Pyongyang.

Kirby menegaskan bahwa Amerika Serikat masih berupaya mencari tahu di mana Travis King berada dan juga kondisinya.

"Karena tentunya kami sangat khawatir, dan sayangnya, kami memiliki alasan kuat untuk merasa khawatir terhadap keselamatannya," tambahnya.

Kirby menyatakan bahwa AS telah menyampaikan kepada Korea Utara melalui berbagai saluran komunikasi bahwa mereka ingin King kembali ke Amerika Serikat.

"Namun, saat ini kami memiliki sedikit informasi tentang keberadaan dan kondisi King," ungkap Kirby.

"Adalah tindakan yang tidak bijaksana jika kami mempercayai apa pun yang berasal dari Pyongyang."

Berita Terkait
News Update