Di Indonesia Agustus merupakan bulan kemerdekaan lantaran di bulan inilah negeri ini memproklamirkan kemerdekaannya dari para penjajah, tepatnya di tanggal 17. Beragam momen dan cara dilakukan untuk memperingati hari kemerdekaan. Di lingkungan masyarakat, bermacam perlombaan menjadi tradisi setiap tahun untuk merayakannya.
Tak hanya di tengah masyarakat, perayaan Hari Kemerdakaan juga banyak diperingati di berbagai tempat dengan konsep berbeda. Semisal di pusat perbelanjaan atau mal yang banyak menggelar diskon harga dari barang yang dijual, juga tempat wisata yang menurunkan harga tiket masuknya di bulan Agustus.
Tak ketinggalan juga di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) yang mengobral remisi hukumannya kepada warga binaan yang terpilih. Rupanya perayaan kemerdekaan juga dilakukan Mahkamah Agung (MA) ketika mengabulkan kasasi terdakwa kasus pembunuhan berenacana Ferdy Sambo yang tadinya vonis mati menjadi seumur hidup.
Bukan hanya Sambo, karting vonis juga diterima terdakwa lain yang terlibat dalam kasus pembunuhan itu di antarnay sang istri, Putri Chandrawati dipangkas setengahnya dari 20 tahun menjadi 10 tahun. Selanjutnya sang asisten rumah tangga, Kuat Ma’ ruf dikorting 15 tahun penjara menjadi 10 tahun.
Pesta diskon vonis itu pun mengundang kontroversi khususnya bagi keluarga korban. Diketahui, Ferdy Sambo merupakan terdakwa utama kasus pembunuhan berencana terhadap ajudannya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Terkait putusan penjara seumur hidup untuk Ferdy Sambo, vonis tersebut sebenarnya sudah bisa diprediksi oleh masyarakat. Kultur penegkan hukum di Indonesia masih cenderung pragmatis karena tidak mempertimbangkan rasa keadilan yang muncul di masyarakat.
Vonis kasasi yang meringankan Ferdy Sambo seharusnya disertai dengan bukti-bukti baru yang layak dipertmbangkan. Sebab tanpa ada bukti-bukti baru, keputusan memperingan hukuman itu jauh dari semangat penegakan hukum untuk mencapai keadilan.
Putusan kasasi Ferdy Sambo oleh Mahkamah Agung memang mengecewakan sekaligus menyakiti rasa keaadilan masyarakat. Namun, itulah potret penegakan hukum di Tanah Air.
