Kegiatan praktek mengenakan sanggul bersamapun dilakukan oleh para peserta dengan dibimbing oleh anggota Perkumpulan Pencinta Sanggul Nusantara.

Ketua Umum Pencinta Sanggul Nusantara, Ninoek W Soenaryo. (ist)
Ketekunan dan keseriusan sekaligus kecerian para peserta mencoba mengenakan sanggul Cepol Betawi, menjadi salah satu indikator adanya antusias yang tinggi untuk terlibat dalam kegiatan pelestarian budaya.
Ketua Umum Pencinta Sanggul Nusantara, Ninoek W Soenaryo mengemukakan Pencinta Sanggul Nusantara fokus pada upaya pelestarian sanggul, kebaya dan busana daerah.
"Dalam upaya pelestarian, kita selalu melibatkan peran serta generasi muda, agar dapat berkelanjutan dan proses berjalan terus menerus," tutur Ninoek W Soenaryo di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (15/8/2023).
Drs. Yahya Andi Saputra menyatakan kegiatan None Punye Gaye yang digelar Pencinta Sanggul Nusantara, punya peran dan pesan penting bagi Jakarta khususnya dan bagi Indonesia umumnya.
Betapa tidak? Ingin disampaikan bahwa kearifan lokal Betawi menjadi salah satu pilar utama bagi penegasan karakter budaya Indonesia.
Karakter ini penting untuk selalu diedukasi kepada generasi muda.

Pencinta Sanggul Nusantara Mendorong Pelestarian Sanggul Cepol Betawi dan Busana Encim Betawi. (ist)
Peran dan pesan itu kiranya sangat tepat, karena Pencinta Sanggul Nusantara mematok pangsa pada generasi Z dan milenial, bahkan generasi alfa.
Yahya berharap, Pencinta Sanggul Nusantara terus mengirim pesan dan mengedukasi cinta budaya.
Salah satu generasi milenial yang aktif sebagai humas Pencinta Sanggul Nusantara, Chaulan Fatrysa Shintamy yang akrab di sapa Ulan menambahkan, Pencinta Sanggul Nusantara akan konsisten untuk terus secara aktif menjadi motor penggerak, istilah Betawinya tim gedor dalam mengenalkan kembali jenis-jenis sanggul nusantara dan berupaya memberikan kontribusi melahirkan generasi cinta warisan adi luhur Indonesia.