Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia, Walhi Soroti 3 Biang Keroknya: Itu Paling Dominan!

Selasa 15 Agu 2023, 13:17 WIB
kualitas udara Jakarta. Ahmad Tri Hawaari

kualitas udara Jakarta. Ahmad Tri Hawaari

"Kalau akut itu kan langsung ya, kalau kronis itu terjadinya jangka panjang, 5-10 tahun ke depan, apa itu? Bisa kanker paru-paru, penyakit jantung, penyumbatan saluran arteri jantung, bahkan dalam tingkat tertentu bisa mengganggu genetik, gangguan reproduksi," urainya.

Polusi udara ini, tidak hanya berdampak pada manusia, tapi juga pada lingkungan, antara lainnya hewan dan tumbuhan. 

"Nah kita juga sebagai makhluk yang lebih unggul, harus juga menganut asas pencipta keadilan ekologis, jadi keadilan ekologis ini tidak hanya dirasakan oleh manusia, karena kan hewan dan tumbuhan itu bagian dari kesatuan ekosistem, di mana salah satu punah, salah satu dari unsur itu rusak pasti akan berpengaruh pada unsur yang lain," ujarnya.

Artinya, kualitas udara ini sangat penting untuk selalu dijaga terus kualitasnya, karena, bukan hanya untuk manusia, tapi juga seluruh makhluk hidup.

Buruknya kualitas udara ini, ucap Meiki, bisa diperparah oleh dampak dari fenomena el nino yang terjadi. Namun, menurut analisis Walhi, bukan el nino yang menyebabkan kualitas udara di Jakarta menjadi buruk.

"Tapi memang, ada atau tidak ada el nino, kualitas udara Jakarta memang buruk. Karena aktivitas manusia ini tidak hanya menghasilkan partikular pencemar, tapi juga emisi-emisi yang justru menciptakan el nino itu."

"El nino ini memperburuk kualitas udara yang sudah terjadi, akhirnya," tambah Meiki.

Atas beberapa hal tersebut, sambung Meiki, Pemerintah perlu melakukan langkah-langkah penanganan baik jangka pendek ataupun jangka panjang. Untuk jangka pendek, kata Meiki, perlu ada kampanye sosial yang menyuarakan bahwa kualitas udara ini sangat penting untuk masyarakat. 

Semua pemangku kepentingan, termasuk publik juga perlu mulai membatasi kendaraan bermotor, dan membiasakan diri menggunakan sarana transportasi massal dan juga mengurangi aktivitas membakar sampah secara terbuka.

"Jangka panjangnya, memang pemerintah harus mulai mengurangi penggunaan energi fosil, seperti minyak bumi terutama batu bara, ini juga sangat berdampak," urainya.

Jika batu bara ini tidak lagi digunakan, akan berdampak sangat positif terhadap peningkatan kualitas udara Jakarta dan kota-kota lain.

"Selain juga dari aspek regulasi, didorong untuk adanya regulasi terkait pengetatan baku mutu emisi, ini supaya menjadi dasar, disaat nanti pemerintah melakukan upaya-upaya pembatasan, pengurangan karena sudah ada sandaran hukum, kebijakan bahwa baku mutu itu harus diperketat, karena batasan-batasanya kita masih longgar jika dibandingkan standar WHO," pungkasnya.

Berita Terkait
News Update