Obrolan Warteg: Koalisi Besar Dukung Prabowo

Partai Golkar dan PAN akhirnya bergabung dengan Partai Gerindra dan PKB mengusung Prabowo Subianto sebagai bakal capres di pilpres tahun 2024. Penandatanganan kerja sama politik itu dilakukan oleh masing – masing ketum keempat tersebut, di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, di Jakarta, Minggu (13/8/2023).

Boleh jadi ini sebagai koalisi besar seperti sebelumnya sempat diwacanakan, meski minus PPP yang telah bergabung dengan PDIP mendukung Ganjar Pranowo sebagai bakal capres.

Bergabungnya Golkar, PAN, Gerindra dan PKB ini bisa disebut koalisi besar karena keempat parpol tersebut memiliki jumlah kursi terbanyak di parlemen, sebesar 265 kursi, dengan rincian Golkar 85, PAN 44, Gerindra 78, dan PKB 58. Jumlah ini hampir separo dari 575, total kursi di DPR.

Sementara koalisi PDIP dengan PPP sebanyak 147 kursi ( plus Hanura dan Perindo, parpol non parlemen). Sedangkan Koalisi Perubahan (Nasdem, Demokrat dan PKS ) sebanyak 165 kursi.

“Jadi bisa dibilang koalisi besar dukung Prabowo sebagai bakal capres untuk pilpres 2024?,” kata Heri mengawali ‘obrolan warteg’ bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi. "Belum lagi PBB dan parpol lain yang mungkin akan bergabung".

“Ya kalau dihitung dari jumlah kursi memang demikian adanya. Selain itu, keempat parpol tersebut, juga merupakan parpol lama yang memiliki banyak pengalaman. Apalagi Golkar,” tambah mas Bro.

“Golkar mendukung Bacapres Prabowo karena lahir dari rahim yang sama. Prabowo lahir dari rahim Golkar. Itu yang menjadi alasannya seperti dikatakan Ketum Golkar, Airlangga Hartarto,” ujar Yudi.

“Alasan lain, Prabowo adalah tokoh yang tepat untuk melahirkan Indonesia menjadi negara maju,” kata Heri.

“Kembali ke koalisi besar, apakah akan berdampak kepada perolehan suara nanti?” tanya Yudi.

“Akan berdampak, jika mesin partai bergerak serentak hingga akar rumput untuk mendulang suara capres yang didukung parpolnya,” kata Heri.