LEBAK, POSKOTA.CO.ID - Ratusan Pedagang Kaki Lima (PKL) Pasar Rangkasbitung, melakukan aksi demo di depan Gedung DPRD Lebak, Senin (7/8/2023).
Aksi demo yang dilakukan ratusan PKL tersebut meminta Pemkab Lebak agar penutupan pintu perlintasan Kereta Api (KA) dekat pasar Rangkasbitung agar dibuka kembali dan tidak ditutup secara permanen.
Salah seorang pendemo, Apep Saprudin mengungkapkan, aksi demo tersebut agar ada solusi dan pedagang tidak dirugikan akibat penutupan pintu perlintasan sebidang di dekat pasar Rangkasbitung.
"Penutupan membuat tertutupnya akses menuju pasar dan dapat merugikan masyarakat pedagang. Bukan hanya itu, penutupan perlintasan itu juga merepotkan masyarakat terutama yang mau ke pasar," ungkap Apep dalam orasinya.
Dikatakannya, pada dasarnya pedagang tidak menolak terhadap rencana pembangunan Stasiun KA Rangkasbitung. Namun, penutupan perlintasan yang dilakukan pemerintah secara otomatis menutup akses jalan dan sangat merugikan masyarakat.
"Kami minta pihak DPRD Lebak tidak tinggal diam dan sampaikan aspirasi kami dengan segera memanggil seluruh pihak yang terkait dengan persoalan ini," Katanya.
Lanjut dia, jika dasarnya penutupan perlintasan ini juga soal keselamatan, menurutnya tidak pernah ada kecelakaan di lokasi perlintasan tersebut.
"Padahal banyak perlintasan yang tanpa palang kenapa justru perlintasan itu yang jelas-jelas sudah ada palang tapi sekarang ditutup permanen," ujarnya.
Menanggapi aksi demo para PKL pasar Rangkasbitung tersebut, Asisten Daerah (Asda) I Setda Lebak, Alkadri menuturkan, penutupan perlintasan sebidang tersebut merupakan kesepakatan antara pemerintah bersama KAI dan sudah disosialisasikan satu bulan sebelumnya.
"Menutup akses bukan tanpa pertimbangan, tetapi masih dalam uji coba penataan, ini tujuannya agar penataan pasar Rangkasbitung menjadi lebih baik secara keseluruhan," tuturnya.
Sebelumnya, penutupan perlintasan tersebut dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Dirjen Perkeretaapian (DJKA).