JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Nama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto santer disebut dalam penyidikan anyar terdapat dugaan korupsi izin ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan turunannya periode 2021-2022.
Airlangga sebelumnya telah diperiksa sebagai saksi terkait tiga perusahaan yang ditetapkan sebagai tersangka korporasi, yakni Wilmar Grup, Permata Hijau Grup, dan Musim Mas Grup.
Tim Penyidik pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung menetapkan tiga perusahaan tersebut sebagai tersangka pada 15 Juni 2023.
Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA), Ray Rangkuti mengatakan, kasus hukum yang menyandera Airlangga Hartarto akan menjadi game changer pada kepemimpinannya di Partai Golkar.
Pasalnya, jika sudah ada kepastian hukum atas kasus CPO tersebut para kader dan elit partai Golkar akan mengambil langkah cepat dan tegas. Misalkan, ke depan bila ketua umumnya ditetapkan sebagai tersangka, maka polemik soal musyawarah nasional luar biasa (munaslub) atau pergantian ketua umum akan terjadi dengan sendirinya.
“Saya kira akan ada dengan sendirinya langkah-langkah politik yang dilakukan oleh pengurus maupun anggota Partai Golkar. Itu bukan lagi bahan diskusi, kalau ternyata misalnya ada kasus hukum yang menimpa saudara Airlangga. Nggak perlu diskusikan itu akan berjalan dengan sendirinya di Golkar,” kata Ray Rangkuti, Senin (31/7/2023).
Ray Rangkuti menilai, informasi mengenai kasus skandal minyak goreng berpotensi memberikan kontribusi bagi jebloknya suara Golkar, mengingat ada nama ketua umumnya yang ikut terseret.
Bahkan, Ray Rangkuti memastikan langkah Airlangga akan berhenti di Golkar dengan sendirinya setelah Kejagung menetapkannya sebagai tersangka dalam kasus korupsi.
“Kalau nanti proses hukumnya sudah pasti, tegas, jelas itu tidak perlu lagi di diskusikan (akan diganti),” jelasnya.
Dikatakan Ray Rangkuti, kader Golkar sebenarnya sudah menyadari kekurangan Airlangga dalam memimpin Golkar selama empat tahun terakhir ini, dimana Golkar tidak berada pada jalur pemenang Pemilu 2024 karena fokusnya terpecah.
“Udah terlihat kok dalam 4 tahun terakhir ini Airlangga yang bekerja di dua tempat itu, ya menghasilkan Golkar seperti yang sekarang, terus turun,” ucapnya.