JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Aktivis 98, Benny Rhamdani menyesalkan pertemuan Budiman Sujatmiko dengan Calon Presiden (Capres) 2024 Prabowo Subianto.
Pria yang juga sebagai kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) itu menyesalkan karena Budiman tidak meminta Prabowo untuk meminta maaf atas tuduhan pelanggaran HAM saat bertemu langsung.
Padahal, Budiman merupakan aktivis 98 yang sama-sama berjuang melawan rezim Orde Baru. Saat rezim tersebut Prabowo merupakan sosok yang dituduh sebagai pelanggar HAM.
"Kalau saya, yang dilakukan Budiman adalah, datangi Prabowo, minta Prabowo untuk menyampaikan permintaan maaf kepada publik, atas tuduhan-tuduhan yang melekat pada dirinya di masa lalu," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Senin 24 Juli 2023.
Benny menuturkan, pertemuan antara Budiman Sudjatmiko dengan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto tak lepas dari situasi politik menjelang pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Ia menyesalkan soal pertemuan dua sosok besar tersebut.
Pasalnya Budiman merupakan sosok aktivis yang menentang rezim Orde Baru pada masanya. Sementara Prabowo merupakan sosok yang dituduh sebagai pelanggar HAM.
"Kenapa langkah Budiman itu menyakitkan? Sampai hari ini 13 kuburan aktivis yang saat itu diculik, dibunuh, jenazahnya tidak pernah kembali ke keluarganya, jenazahnya tidak pernah diketemukan, enggak pernah disampaikan di mana, sampai hari ini keluarga kehilangan jejak," katanya.
Namun demikian, ia menuturkan jika dirinya telah memaafkan atas tuduhan kejahatan yang dituduhkan Prabowo. Namun ia menegaskan tidak melupakan peristiwa kelam itu.
"Kalau persoalan untuk memaafkan, wajib hukumnya, saya setuju. Kita tidak boleh merawat dendam sejarah, karena kalau kita merawat dendam sejarah, ini masalah tidak akan selesai dan kita terpecah belah," ucapnya.
"Memaafkan harus tapi melupakan enggak boleh, kenapa? Kalau kita mampu memaafkan Prabowo, setelah Prabowo minta maaf, tentu tadi, setelah Prabowo minta maaf maka tentu mudah-mudahan peristiwa-peristiwa masa lalu, kejahatan HAM, tidak terjadi lagi yang dilakukan oleh pemimpin siapapun," tambahnya.