JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ada cerita menarik dari pemilik 11 bisnis kos-kosan bernama Anthony Sudarsono ini.
Bagaimana tidak, dalam 2 tahun, dirinya sudah bisa membeli 11 property yang kemudian dijadikannya sebagai ladang bisnis kos-kosan. Dia tak sungkan untuk merinci bagaimana trik mendapatkan itu semua.
Sekadar diketahui, sebelum dikenal sebagai pelaku bisnis kos-kosan, Anthony Sudarsono adalah founder dan CEO Sumo Squid.
Sumo Squid sendiri merupakan salah satu bisnis franchise yang tersebar di berbagai kota besar seluruh Indonesia dan meraih banyak penghargaan.
Sebelum terkenal dan sukses seperti sekarang, dulunya Anthony cuma lulus SMP, lalu ambil paket C, dan akhirnya berakhir DO di empat kampus berbeda.
Dalam ceritanya, perkenalan pertama dengan bisnis property dimulai ketika ikut seminar yang menghadirkan pembicara-pembicara terkemuka. Karena menyadari pentingnya mengelola finansial, Anthony terjun ke dunia properti bermodal dari omzet Sumo Squid-nya.
Rintis Bisnis Kos-kosan dari Berawal dari Cumi Goreng
Cerita manis Anthony memiliki 11 bisnis kos-kosan di Yogyakarta dimulai ketika usianya menginjak 23 tahun. Ketika itu, dia sudah mantap mengarungi bisnis FnB yang dikelolanya sejak enam tahun ke belakang.
"Awal mulanya, memang FnB, 6 tahun yang lalu. Baru lanjut ke property. Saya masuk dunia FnB usia 19 tahun, atau kuliah baru semester 1. Saya temukan ide jualan cumi goreng krispi yang kemudian dijual di mal-mal," kata dia disitat di saluran Youtube Christine Lie, Sabtu 22 Juli 2023.
Sebenarnya usaha Sumo Squid yang digelutinya hanya sekadar perantara untuk menggapai cita-citanya memiliki usaha property. Namun karena bisnis property mengharuskan memiliki budget tinggi, Anthony akhirnya masuk ke dunia FnB yang dianggapnya paling murah.
Untuk membangun Sumo Squid pertama kali, dia menggunakan duit angpao yang dikumpulkannya sejak 10 tahun silam. Angpao-angpao itu dikumpulkan berjumlah Rp 15 juta.
Anthony terlahir dari keluarga cukup. Namun sejak kecil, dirinya terpancing untuk membuktikan diri jika dia bisa berhasil. Apalagi kakak-kakaknya tergolong pintar dalam hal ilmu pengetahuan, dan selalu rangking di kelas.
Sementara dia, selalu masuk di rangking terbawah, dan kerap memilih berjualan ketimbang sekolah. Di saat Anthony duduk di bangku SMA, dirinya sudah meminta ingin keluar dari sekolah, dan mau berjualan mi dan warung kopi. Orang tua melarang keras.
Akhirnya dia menyiasati jiwa bisnis dengan berjualan nasi kucing dari satu sekolah ke sekolah lain sebelum jam pelajaran tiba. Hasilnya, dalam sehari dia bisa mengumpulkan uang Rp 40 sampai Rp 50 ribu dari berjualan nasi kucing.
Saat menginjak bangku kuliah, lagi-lagi upaya itu dilakukan. orang tua lagi-lagi melarangnya. Semua hasrat akhirnya terpenuhi ketika di semester 1 dia berhasil membuka Sumo Squid.
Ternak Bisnis Kos-kosan dalam Waktu Singkat
Saat usaha Sumo Squid sudah menghasilkan dan bertemu cash flow yang tepat, Anthony kemudian coba menyalurkan mimpi terpendamnya untuk punya usaha property. Dia lalu mencari rumah tua dengan pembiayaan bank dan direnovasi pakai uang sendiri.
"Saya beli rumah tua harga Rp 850 juta pakai bank. Lalu renovasi habis Rp 500 juta pakai uang sendiri. Setelah selesai dibangun menjadi kos-kosan, jadi cuan," kata dia.
Bagaimana tidak, cicilan di bank sekira Rp 7 jutaan sangat mampu ditutup dari pendapatan kos-kosan tiap bulan mencapai Rp 16 jutaan. Rumah yang dibeli itu bisa dijadikan 9 kamar, dengan harga sewa kos sekira Rp 1,8 juta.
Menurutnya, mengurus ratusan bisnis kos-kosan akan lebih mudah ketimbang memiliki satu outlet makanan yang dinilainya lebih ribet untuk pengelolaan..
"Kalau satu kosan punya 15 kamar, kita cuma kumpulin 15 orang dalam satu bulan. Bulan depan paling keluar 1 sampai 2 orang saja, kita cari lagi yang baru," kata dia.
"Kalau makanan butuh 100-150 orang sehari. Kalau sebulan butuh 3 ribu orang, untuk ngejar itu kita butuh jangkau orang dengan ads, keribetannya lebih tinggi. Kalau kosan, penghuni sudah masuk, sudah aman," kata dia.
Fasilitas Kunci Utama Bisnis Sukses
Bukan cuma bermodalkan hitung-hitungan belaka. Namun ada sejumlah hal yang patut jadi pertimbangan untuk memulai bisnis kos-kosan.
Anthony bilang, selain tempat yang strategis, fasilitas juga perlu dikedepankan. Dari 11 property yang dimiliki, Anthony mengaku menawarkan fasilitas beragam, mulai dari free nasi, laundry, free print, AC TV, lemari, meja, wifi, sendal hotel, handuk, co working space, sampai es teh manis secara gratis.
Es teh manis yang diberikan dalam bentuk boks lemari pendingin, dan mereka bisa mengambilnya.
Dia juga menerapkan sistem deposito bagi para calon penghuninya. Deposito tersebut senilai satu bulan harga sewa. Ini berguna jika ada penghuni yang terlambat bayar. Dan mereka diminta untuk mengisi deposit lagi jika terpakai.
"Rumah kos ku selalu full. Jadi setiap tanggal 20 ada admin yang sudah kasih tahu apakah mau lanjut atau tidak bulan ini, di mana keputusan terakhir harus disampaikan tanggal 25. Kalau 26 baru kabari, deposit kita potong. Karena terlambat konfirmasi, yang seharusnya kamar itu kita bisa pasarkan ke orang lain," kata dia seraya menyebut luas kamar 9 atau 10 meter persegi.
Kini, Anthony Sudarsoni mulai tersenyum lebar. Karena mimpinya memiliki bisnis kos-kosan perlahan mulai terwujud. Dalam 1 property yang dimiliki, dia punya 15 unit kamar kos. Dan terbesar, ada 1 property yang memiliki kapasitas hingga 30 kamar.